TEMPO.CO, Bandung - Jumlah kuburan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) non muslim Pandu yang akan digusur untuk kepentingan proyek pembangunan jalan tembus Padjadjaran-Pasteur dipastikan bertambah.
Menurut Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan (Diskamtam) Kota Bandung Arief Prasetya, jumlah makam yang akan digusur bertambah lantaran Dinas Binamarga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung berencana melakukan pelebaran di ujung jalan tembus tersebut. "Muka jalan akan melebar untuk memudahkan akses. Jadi yang akan dipindahkan bertambah," kata Arief di Balai Kota Bandung, Jumat, 8 Januari 2016.
Perhitungan awal, lanjut Arief, jumlah kuburan yang akan dipindahkan ke TPU Cikadut sebanyak 672 makam. Setelah dihitung dengan pelebaran ujung jalan Pasteur, jumlah makam yang akan digusur menjadi 700 makam lebih.
"Ahli waris sudah diberi tahu akan ada pelebaran jalan supaya mereka bersiap-siap. Pemindahan akan ditanggung pemerintah asal ke TPU Cikadut. Ada juga yang warga keturuanan minta dikremasi akan kami layani dan ditanggung juga oleh kami," tuturnya.
Pembangunan jalan tembus Pajajaran-Pasteur tersebut sebenarnya mengancam beberapa makam tua warga Belanda yang saat ini dikelola oleh Kedutaan Besar. Namun demikian, Arief memastikan makam-makam bersejarah tersebut tidak akan terkena gusuran. "Di sana ada juga makam pahlawan-pahlawan (pejuang kemerdekaan) yang Kristiani, itu tidak akan kena (proyek)," katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Binamarga dan Pengairan Kota Bandung Iskandar Zulkarnaen menambahkan, proyek jalan tembus tersebut meliputi beberapa pekerjaan seperti pembangunan jalan beton sepanjang 509 meter dengan 2,5 meter pedestrian di kiri kanan jalan.
"Perkerasan jalan 7 meter. Ada pembangunan konstruksi jembatan di ujung jalan. Ada juga pekerjaan saluran besar dan perkerasan tebing di saluran itu juga," ucapnya.
Iskandar menambahkan, pembangunan jalan tembus tersebut diprediksi selesai pertengahan tahun 2016 dengan waktu pengerjaan 6 bulan. Namun demikian, proyek tersebut bisa terhambat jika pemindahan makam belum terealisasi pada bulan Maret 2016. "Kalau lahan siap kami baru masuk. Bulan Maret kita berharap sudah dipindahkan," tuturnya.
PUTRA PRIMA PERDANA