Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nenek Ini Becanda Bawa Bom di Bandara Yogya, Bui Menanti

image-gnews
Calon penumpang terlihat membawa banyak barang bawaan pada pintu keberangkatan di Bandara Internasional Adisucipto, di Yogyakarta, 21 Juli 2015. TEMPO/Pius Erlangga
Calon penumpang terlihat membawa banyak barang bawaan pada pintu keberangkatan di Bandara Internasional Adisucipto, di Yogyakarta, 21 Juli 2015. TEMPO/Pius Erlangga
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Seorang nenek berusia 69 tahun, berinisial LM, warga Pondok Aren, Jakarta tidak bisa berangkat ke Jakarta dengan pesawat. Nenek ini harus mengakhiri niatnya bepergian karena ditangkap petugas bandara Adisutjipto Yogyakarta, Jumat, 8 Januari 2015.

Masalahnya sepele. Ketatnya pemeriksaan di bandara, membuat nenek itu jengkel. Ia pun mengaku bahwa ia membawa bom dan granat. Meskipun hanya bercanda, namun petugas keamanan langsung menangkap dan menginterogasi perempuan tua itu.

Nenek LM kemudian dianterogasi Angkasa Pura I dan Polisi Militer TNI Angkatan Udara. "Meski mengaku hanya becanda, kami tetap mengamankan dan menyerahkan ke TNU Angkatan Udara untuk diproses," kata General Manager Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Agus Wahyu Purnama, di kantornya.

Nenek beserta anak dan seorang orang cucu itu akhirnya batal ke Jakarta. Rencananya mereka berangkat dengan Lion Air TT 565, tujuan bandara Sukarno-Hatta, Cengkareng. Menurut Agus, pemeriksaan di bandara memang harus sangat ketat. Itu sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 127, Tahun 2015, tentang keamanan penerbangan nasional.

Dia mencontohkan, ada dompet yang ternyata didalamnya ada sebuah pisau tipis yang bisa dilipat. Selain itu ada tongkat kecil yang ternyata di dalamnya berisi pedang kecil yang bisa membahayakan saat dibawa ke kabin. Tidak hanya itu, ternyata ada sabuk yang didalamnya ada pisau yang bisa dimanfaatkan untuk perbuatan jahat saat berada di kabin pesawat terbang. “Tongkat itu mirip komponen tas, jadi berbahaya," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengenai nenek LM, Agus mengatakan ucapan itu merupakan hal yang sensitif di dunia penerbangan. Meski mereka mengaku hanya bercanda, namun memenuhi unsur melanggar pasal keselamatan penerbangan, dengan ancaman hukuman satu tahun penjara. "Saya membawa bom, saya membawa granat," kata nenek itu, seperti ditirukan Agus. Kalimat itu diucapkan, saat nenek itu sedang dalam pemeriksaan sinar X. "Jangan mengucapkan kalimat yang membahayakan penerbangan," kata Agus.

Kepala Penerangan dan Perpustakaan Pangkalan Udara Adisutjipto Mayor (sus) Hamdi Londong Allo, menyatakan masyarakat diimbau tidak bercanda soal hal sensitif seperti membawa bom atau bahan peledak. "Kalau bercanda soal bom di dunia penerbangan itu sangat sensitif," kata dia.

MUH SYAIFULLAH

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

TNI AU Selidiki Ledakan TNT Usai Latihan Paskhas di Rokan Hulu

20 Juli 2017

Ilustrasi Ledakan
TNI AU Selidiki Ledakan TNT Usai Latihan Paskhas di Rokan Hulu

Kepala Dispen TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Jemi Trisonjaya menyebut pihaknya segera menyelidiki ledakan di Rokan Hulu yang diduga dari amunisi.


Ancam Bom ke Gedung DAAI TV di Medan, Pria Ini Ditangkap

5 Januari 2017

Ilustrasi bom. Boards.ie
Ancam Bom ke Gedung DAAI TV di Medan, Pria Ini Ditangkap

"Dia menuliskan, 'I Love ISIS. Kami telah beri kejutan di 5 titik di gedung DAAI TV.'"


Penjara Tak Membuatnya Jera

22 November 2016

Penjara Tak Membuatnya Jera

Bom gereja meledak lagi. Kali ini sasarannya adalah Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur. Pelakunya, Juhanda, mantan narapidana teroris bom buku 2011. Sebagai bangsa, kita telah "terperosok pada lubang yang sama".


Bom di Samarinda, GMKI Minta Masyarakat Tidak Terprovokasi  

14 November 2016

Warga mengamati TKP ledakan bom molotov di Gereja Oikumene  Samarinda, Kaltim, 13 November 2016. Seorang terduga pelaku peledakan berhasil ditangkap warga. TEMPO/Firman Hidayat
Bom di Samarinda, GMKI Minta Masyarakat Tidak Terprovokasi  

GMKI mengutuk keras pengeboman yang melukai empat orang anak di Gereja Oikumene, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, pada Ahad kemarin.


Polisi Tangkap Pensiunan Tentara Terduga Pelaku Teror Bom  

3 November 2016

Ilustrasi bom. Boards.ie
Polisi Tangkap Pensiunan Tentara Terduga Pelaku Teror Bom  

Bom bensin itu dilengkapi pemicu pengatur waktu berupa jam dinding.


Bom Paku Bunuh Kerbau di Yogyakarta  

2 November 2016

Ilustrasi bom. Boards.ie
Bom Paku Bunuh Kerbau di Yogyakarta  

Bom meledak ketika kerbau paling belakang menginjaknya.


Ledakan di Rumah Kost Makassar, Diduga Bom

17 Mei 2016

Ilustrasi. (Unay Sunardi/TEMPO)
Ledakan di Rumah Kost Makassar, Diduga Bom

Akibat ledakan, dua penghuni kost terluka dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.


Cara Warga Jakarta Mempraktekkan #KamiTidakTakut pada Teror

15 Januari 2016

Sejumlah polisi berjaga di dekat tiga warga yang tergeletak di jalan usai terkena bom di dekat pos polisi di kawasan Sarinah, Jakarta, 14 Januari 2016. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Cara Warga Jakarta Mempraktekkan #KamiTidakTakut pada Teror

Tagar #KamiTidakTakut menjadi trending topic Twitter. Ini cara orang Jakarta mempraktekkannya.


Sudirman Timsar Klarifikasi Soal Teror Bom

1 September 2015

Sudirman Timsar Zubil, tokoh Forum Umat Islam Sumatera Utara. TEMPO/Elik S
Sudirman Timsar Klarifikasi Soal Teror Bom

Sudirman Timsar Zubil membantah sebagai pelaku peledakan Masjid Nurul Iman, Padang.


Petani Dompu Temukan Bom Aktif 200 Kilogram  

26 Juli 2015

Ilustrasi bom. Boards.ie
Petani Dompu Temukan Bom Aktif 200 Kilogram  

Bom berwarna kuning, sepanjang 1,25 meter dan diameter 40 cm itu diduga merupakan peninggalan Perang Dunia II yang tidak meledak.