TEMPO.CO, Washington – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan ketegangan antara Arab Saudi dengan Iran tidak akan menghentikan langkah mereka untuk mendamaikan perang di Suriah.
Kerry menerangkan, Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir dan Menlu Iran Javad Zarif, telah diyakinkan untuk menyamakan tujuan itu meski saat ini terjadi perbedaan pandangan, “Kami tetap ingin bekerjasama untuk memecahkan masalah Suriah,” ucap Kerry kepada wartawan di Washington, Kamis, 7 Januari 2016.
Perundingan damai antara regim Suriah Bashar al-Assad dan kelompok oposisi dijadwalkan berlangsung di Jenewa pada 25 Januari 2016. Upaya perdamaian ini, Kerry menjelaskan, akan tetap berlanjut meskipun terjadi ketegangan antara penguasa di Timur Tengah, Arab Saudi dan Iran.
Saudi, negeri yang dikuasai kaum Sunni, memiliki pengaruh kuat di kalangan oposisi. Adapun Iran yang dipimpin oleh kaum Syiah mendukung kekuasaan pemerintahan Assad dari kaum Alawi, sekte Syiah.
Friksi antara Saudi dengan Irak dipicu oleh peristiwa akhir pekan lalu, Sabtu 2 Januari 2016. Saudi menghukum mati ulama Syiah, Nim al-Nimr, yang dituding menentang Kerajaan.
Sehari setelah eksekusi mati terhadap al-Nimr, kedutaan Saudi di Teheran, Ahad, 3 Januari 2016, diserbu massa. Aksi ini dibalas Saudi dengan pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran.
BLOOMBERG | CHOIRRUL AMINUDDIN