TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso mengakui sikap pemimpin kelompok bersenjata Nurdin bin Ismail alias Din Minimi yang sportif, Jumat, 8 Januari 2016. Menurut dia, Din merupakan sosok yang tangguh dan tepat janji.
"Orangnya itu sangat gentle dan fair," kata dia saat ditemui di rumah dinasnya, Jakarta Pusat, Senin lalu.
Oleh sebab itu, Sutiyoso tak heran bila Din sangat dipuja dan dielu-elukan masyarakat setempat. Bagi mereka, Din merupakan sosok yang memperjuangkan nasib rakyat lemah, seperti janda dan yatim piatu.
"Ketika dia datang, masyarakat itu menyambut sangat antusias sambil berteriak 'Din Minimi..Din Minimi!" ujarnya.
Menurut Sutiyoso, bila tak ada proses negosiasi dengan Din untuk segera menyerahkan diri, maka pasukannya akan semakin kuat. Tak menutup kemungkinan kelompok ini bergerilya secara separatis. "Makanya kita harus segera memproses amnestinya. Karena kalau tidak, pasukannya akan semakin banyak dan kuat," tutur mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu.
Din dan kelompoknya menyerahkan diri pada 28 Desember 2016. Mereka menanggalkan senjatanya setelah bernegosiasi dengan mengajukan enam tuntutan kepada Sutiyoso. Salah satu tuntutannya yakni pemberian amnesti bagi Din dan kelompoknya.
DEWI SUCI RAHAYU