TEMPO.CO, Probolinggo - Gempa vulkanik dangkal (VB) terdeteksi selama 12 jam hingga Kamis siang, 7 Januari 2015, di Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur. Catatan itu menyambung kejadian sepanjang tiga hari sebelumnya di tempat yang sama.
"Terjadinya gempa vulkanik dangkal mengindikasikan bahwa ada pergerakan magma yang semakin dekat dengan permukaan kawah Bromo," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Dwijoko, Kamis 7 Januari 2016.
Data didapat berdasarkan pengamatan kegempaan yang bersumber dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bromo di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Pengamatan selama enam jam pertama mulai pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, terjadi satu kali gempa vulkanik dangkal.
Kemudian pengamatan selama enam jam kedua mulai pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB, juga sekali gempa vulkanik dangkal dan lama gempa 18.41s. Pada Rabu malam, 6 Januari 2016, sinar api bahkan tampak samar-samar tampak di kawah Bromo. Kendati demikian, status aktivitas Gunung Bromo masih tetap di level Siaga.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Hendra Gunawan juga mengatakan bahwa gempa vulkanik yang terjadi menandakan adanya aktivitas magmatis sangat dangkal di lubang kawah Gunung Bromo. Secara visual, teramati sinar api. "Itu mengindikasikan aktifitas vulkanis Bromo masih tinggi," kata dia.
Ihwal fase erupsi Bromo, Hendra mengatakan secara umum masih sama dengan periode erupsi 2010. "Namun tetap yang menjadi patokan adalah data yang terekam sekarang. Oleh karenanya terus menerus kami evaluasi aktivitas Gunung Bromo," kata Hendra.
DAVID PRIYASIDHARTA
