Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada Tiga Kasus Orang Hilang di Yogya, Ikut Gerakan Radikal?

image-gnews
Tugu Yogyakarta. ANTARA/Noveradika
Tugu Yogyakarta. ANTARA/Noveradika
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Beberapa hari belakangan ini, Yogyakarta diramaikan oleh kabar hilangnya dokter Rica Tri Handayani, 28 tahun. Rica menghilang saat menengok suaminya, yang juga seorang dokter Akbar Aditia Wicaksono yang sedang mengambil spesialis ortopedi di Yogyakarta. Rica sendiri berasal dari Lampung.

Pada 30 Desember 2015 lalu, dokter lulusan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta itu pergi dari rumah saudaranya di Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Rica menghilang bersama dengan anaknya Zafran Alif Wicaksono, yang masih balita.

Belakangan, Rica diketahui telah meninggalkan berlembar-lembar surat. Dalam suratnya ia menyebut "ingin berjihad di jalan Allah". Menurut Rica, dalam surat tersebut, situasi pada saat ini sudah melenceng dari akidahakidah. Meski begitu, dalam suratnya itu ia berjanji tidak akan masuk Islamic State of Iraq and Al Sham (ISIS).

Sebenarnya, kasus hilangnya dokter Rica ini bukanlah satu-satunya di Yogyakarta dalam kurun satu bulan ini. Sebelumnya, Diah Ayu Yulianingsih, 28, warga Perumahan Candi Gebang Perma, Wedomartani, Ngemplak, Sleman dilaporkan pergi bersama anaknya Raina Ayranica Calya Putri setelah rumah mereka didatangi seorang perempuan tak dikenal.  Diah diketahui meninggalkan rumah pada hari Jumat, 11 Desember 2015. Diah, yang seorang janda itu, pamit melalui pesan singkat kepada orang tua dan mertuanya. Ia mengatakan akan pergi jauh, jika sudah berhasil dan hidup layak akan pulang.

Nunies Ummi Haniah, ibu mertua dari Diah Ayu Yulianigsih mengatakan, keberadaan menantu dan cucunya hingga saat ini belum diketahui. Ia menduga, menantunya itu telah bergabung dengan kelompok radikal. Tetapi kelompok yang mana ia tidak mau berandai. "Kami menduga dia ikut aliran radikal, kami juga melaporkan ke PP Muhammadiyah selain ke polisi," katanya.

Kasus ketiga adalah hilangnya seorang pegawai negeri yang bekerja di Rumah Sakit Umum Pusat Sardjito. ES, inisial pegawia tersebut, bahkan dilaporkan menghilang sejak Oktober 2015 lalu. ES dilaporkan menghilang bersama suami dan anak-anaknya. "Awalnya mengajukan cuti satu minggu pada akhir Oktober dan seharusnya masuk awal November 2015," kata Kepala Hubungan Masyarakat Rumah Sakit Umum Pusat Sardjito Yogyakarta, Trisno Heru Nugroho.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kasus orang hilang tersebut membuat Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta Agung Supriyono jadi bertanya-tanya. "Yang jadi pertanyaan kenapa terjadi di Yogyakarta," katanya, Rabu 6 Januari 2016. Menurut Agung mereka yang menghilang itu dtengarai mengikuti suatu gerakan radikal.

(Lihat video Polda DIY Bentuk Tim Khusus Cari Dokter Hilang)

Meski hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti hilangnya orang-orang tersebut, Agung memberikan indikasi mereka yang menghilang itu karena direkrut oleh gerakan yang mengarah ke radikalisme. "Kalau ditelusuri, mereka itu mengikuti gerakan itu, gerakan garis keras," kata dia.

Menurut Agung pihak keluarga seharusnya tahu penyebab mereka meninggalkan rumah dan keluarga.  Menurut Agung ada ketakutan untuk mengungkapkan kejadian yang sebenarnya. "Tidak mungkin keluarga itu tidak tahu. Keluarga tahu hubungan sebelumnya. Tetapi untuk ngomong ada indikasi apa itu tidak berani," kata Agung.

MUH SYAIFULLAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

KPK Tetapkan Bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai Tersangka TPPU

5 jam lalu

Tersangka mantan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Yogyakarta, Eko Darmanto saat mencoblos di TPS 901 di Rumah Tahanan Negara Klas I Salemba Cabang KPK, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2024. KPK berkerjasama dengan KPU Provinsi DKI  Jakarta memberikan fasilitas bagi 75 tahanan korupsi untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tetapkan Bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai Tersangka TPPU

KPK kembali menetapkan bekas pejabat Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai tersangka dalam perkara tindak pidana pencucian uang atau TPPU.


Bus Jurusan Yogyakarta - Pati Terbakar di Sleman, Ini Dugaan Penyebabnya

8 jam lalu

Bus jurusan Yogyakarta - Pati terbakar di Ring Road Barat Sleman Yogyakarta pada Kamis (18/4). Dok. Istimewa
Bus Jurusan Yogyakarta - Pati Terbakar di Sleman, Ini Dugaan Penyebabnya

Temuan sementara kepolisian, komponen yang pertama kali terbakar dari bus itu diduga di bagian mesin.


Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

9 jam lalu

Charlie Chaplin di Garut (Youtube)
Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

Aktor komedi Charlie Chaplin pernah mengunjungi Garut pada 1926. Bahkan ia melanjutkan petualangannya ke Yogyakarta dan Bali.


Liburan di Yogyakarta Semakin Menarik dengan Promo dari Traveloka

12 jam lalu

Liburan di Yogyakarta Semakin Menarik dengan Promo dari Traveloka

Yogyakarta adalah destinasi wisata yang memukau dan layak dikunjungi. Kekayaan budaya dan ragam kulinernya yang enak menjadi alasan terbaik untuk berlibur ke kota ini.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

14 jam lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

19 jam lalu

Malioboro Yogyakarta menjadi satu area yang dilalui garis imajiner Sumbu Filosofis. (Dok. Pemkot Yogyakarta)
Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

Wisatawan banyak yang belum mengetahui bahwa Malioboro termasuk kawasan tanpa rokok sejak 2018.


64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional VI Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Tahun 2018di Jakarta, Jumat 20 Juli 2018. TEMPO/Subekti.
64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.


Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

1 hari lalu

Ilustrasi perempuan sedang berada di kamar hotel. Unsplash.com/Eunice Stahl
Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

Okupansi rata-rata hotel di Yogyakarta pada libur Lebaran ini meleset dari target 90 persen, hanya berkisar 80-an persen.


Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

1 hari lalu

Kendaraan antre memasuki kawasan Jalan Malioboro Yogyakarta, Jumat 12 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

Pemudik maupun wisatawan yang masuk ke Yogyakarta dengan kendaraan pribadi tak sedikit yang melewati jalur alternatif.


Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

1 hari lalu

Tempat khusus parkir Ngabean Yogyakarta yang menjadi lokasi parkir bus untuk wisatawan Malioboro pada Kamis, 29 Oktober 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

Pemerintah Kota Yogyakarta mengantisipasi aksi nuthuk harga dengan membuka kanal aduan melalui media sosial.