TEMPO.CO, Yogyakarta - Dokter Rica Tri Handayani dan anaknya Zafran Alif Wicaksono yang dilaporkan hilang sempat menginap di rumah familinya. Meskipun menginap, pihak keluarga tidak melapor ke ketua rukun tetangga setempat walaupun rumahnya dekat.
"Tidak melapor, seharusnya kalau ada tamu yang menginap lapor dulu," kata Ketua RT 3 RW 32, Dusun Gedongan, Kelurahan Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman, Paryono, Rabu, 6 Januari 2016.
Dokter asal Lampung itu menginap pada 29-30 Desember 2015 di rumah familinya, yaitu pasangan Arif Rahman Hakim dan Cicih Wahyu.
Padahal, rumah Arif itu tidak jauh dari rumah Pak Ketua RT. Hanya sekitar 20-25 meter saja. Meskipun rumah berdekatan, tapi keluarga itu jarang bercengkerama dengan Ketua RT itu. Kemungkinan karena kesibukan masing-masing saja.
Seorang pekerja rumah tangga yang berada di rumah Arif mengaku kedua majikannya sedang bekerja. Jika pulang kerja pada malam hari. Di rumah itu juga tidak ada aktivitas berarti. Bahkan Ketua RT juga tidak diberi tahu soal hilangnya dokter Rica. Ia tahu hanya dari media massa.
Di rumah kerabatnya itu, dokter Rica meninggalkan surat berisi pesan kepada keluarganya. Ia ingin berjuang di jalan Allah karena melihat situasi saat ini penganut agama Islam sudah melenceng secara akidah.
Hilangnya ibu dan anak itu dilaporkan oleh suaminya yang juga seorang dokter, yaitu Akbar Aditya Wicaksono. Ia masih menempuh studi dokter spesialis ortopedi dan sehari-hari berada di Rumah Sakit Umum Pusat Sardjito, Yogyakarta.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Daerah Istimewa Yogyakarta Komisaris Besar Hudit Wahyudi menyatakan, polisi sudah mengetahui keberadaan dokter dan anaknya yang masih balita itu. Namun ia belum mau memberi tahu di kota mana. Tetapi yang pasti masih berada di Indonesia. "Masih di Indonesia," katanya.
MUH. SYAIFULLAH