TEMPO.CO, Pekanbaru - Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Provinsi Riau Rasidin mengatakan hingga kini Riau belum merasakan dampak iklim Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak dibuka Januari 2016. Industri dan tenaga kerja asing diprediksi bakal membanjiri daerah itu pada Oktober 2016.
"Untuk tahap awal ini, kondisi industri masih seperti biasa," kata Rasidin kepada Tempo, Selasa, 5 Januari 2016.
Rasidin mengaku hingga kini belum ada laporan investasi maupun buruh asing masuk Riau. Menurut Rasidin, kebanyakan pelaku usaha, baik asing maupun lokal, masih melakukan pemantauan peluang usaha. Investasi bakal menggeliat diperkirakan pada periode triwulan ke IV, tepatnya Oktober 2016.
Untuk Riau, menurut dia, sejumlah proyek pembangunan saat ini justru lebih gencar dilakukan pemerintah, seperti rail way dan jalan tol yang masih dalam tahap pembebasan lahan. "Untuk industri asing belum ada," ujar Rasidin.
Meski demikian, menurut Rasidin, industri maupun tenaga kerja asing yang masuk ke Riau diprediksi tidak begitu menggeliat lantaran persoalan keterbatasan lahan. Belum tuntasnya rencana tata ruang wilayah (RTRW) Riau masih menjadi kendala investasi di Riau.
Industri dan tenaga asing, Rasidin menambahkan, cenderung bergeser ke Sumatera Selatan yang masih banyak menyediakan lahan, terlebih kepala daerah setempat masih memiliki kewenangan mengeluarkan izin lahan untuk perusahaan.
Rasidin mengimbau kepada masyarakat agar tidak terlalu mengkhawatirkan era MEA 2016. Peluang kerja dan usaha justru lebih terbuka. Pemerintah daerah, kata Rasidin, bakal melakukan sertifikasi tenaga kerja sesuai dengan bidangnya untuk menambah daya saing pekerja lokal di tengah gempuran tenaga asing nantinya.
"Pemerintah akan terus memberi perlindungan untuk pekerja lokal," katanya.
RIYAN NOFITRA