TEMPO.CO, Pamekasan - PT PLN Area Kabupaten Pamekasan mencatat, hingga Desember 2015, jumlah tunggakan pelanggan listrik di empat kabupaten di Pulau Madura, yaitu Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan, mencapai Rp 17,7 miliar. Angka ini meningkat dibanding tahun 2014 sebesar Rp 14 miliar.
Asisten Manajer Pelayanan dan Administrasi PLN Area Pamekasan Purnomo mengatakan di Madura terdapat sembilan rayon layanan PT PLN. Rayon Bangkalan, ucap dia, tercatat dengan tunggakan pelanggan paling besar, yaitu Rp 7,5 miliar.
Posisi kedua ditempati Rayon Sampang dengan jumlah tunggakan Rp 3 miliar. Kemudian secara berurutan, tunggakan di Rayon Pamekasan dan Ketapang masing-masing sebesar Rp 1,7 miliar, Rayon Blega Rp 1,2 miliar, Rayon Waru Rp 941 juta, dan Rayon Sumenep Rp 647 juta. "Hanya Rayon Ambunten dan Prenduan di Sumenep yang tunggakannya nol persen," ujar Purnomo.
Jika dilihat berdasarkan golongan pelanggan, ucap Purnomo, penunggak listrik terbesar berasal dari golongan rumah tangga dan sosial.
Namun, tutur dia, tingginya tunggakan listrik tidak hanya karena tunggakan murni, tapi juga ada andil payment point online bank (PPOB) nakal, yaitu tidak menyampaikan tagihan yang dibayar pelanggan sehingga tunggakan listrik membengkak. "Untuk PPOB nakal ini, kami akan minta bantuan polisi untuk mengungkapnya," katanya tanpa merinci bentuk penyelewengan pembayaran rekening listrik oleh PPOB.
Meski angka tunggakan tinggi, Purnomo menyatakan akan tetap mengedepankan cara-cara persuasif dalam menagih tunggakan kepada pelanggan dengan mendatangi langsung. "Masyarakat harus sadar, kalau menunggak, yang rugi negara," ucapnya.
Sebelumnya, Manager PT PLN Rayon Bangkalan Efendi menuturkan penunggak terbesar di Bangkalan dari kalangan rumah tangga. Dari 60 ribu pelanggan di Bangkalan, "sebanyak 18 ribu di antaranya menunggak," ujarnya.
Untuk menagih, Efendi mengaku sudah melakukan jemput bola. Namun sebagian besar penunggak berada di perantauan. Mereka biasanya baru membayar sepulang dari perantauan.
MUSTHOFA BISRI