Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jakarta Berubah, Monumen Penting Karya Edhi Sunarso Kesepian

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Patung Pembebasan Irian Barat karya Edhi Sunarso di Lapangan Banteng, Jakarta. Dok. TEMPO/Bernard Chaniago
Patung Pembebasan Irian Barat karya Edhi Sunarso di Lapangan Banteng, Jakarta. Dok. TEMPO/Bernard Chaniago
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kurator independen Jim Supangkat menilai Edhi Sunarso sebagai pematung pertama di Indonesia. ”Affandi memang pernah melakukannya tapi kemudian meninggalkannya. Yang bertahan terus menjadi pematung adalah Edhi, dan dia pula yang membuat berbagai monumen, terutama yang di Jakarta,” kata Jim.

Pernyataan Jim ini pernah dimuat Majalah Tempo edisi 6 September 2010 lalu yang menulis tentang Edhi Sunarso dan karya-karyanya. Edhi Sunarso wafat  Senin 4 Januari 2016 pada pukul 22.53. Jenazah dikuburkan di permakaman seniman di Imogiri, Yogyakarta.

Edhi membangun tiga monumen penting di Jakarta, yakni Selamat Datang, Dirgantara di perempatan Pancoran, dan Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng. Keberhasilan eksperimen Selamat Datang memudahkannya dalam membangun dua monumen lain dengan teknik yang sama. ”Semua monumen itu digagas Soekarno, tapi dia menyerahkan pelaksanaannya sepenuhnya kepada saya,” kata Edhi.

Dia tampaknya berusaha memahami gagasan Soekarno sekaligus mengembangkan kreativitasnya sendiri. Bagi Edhi, monumen-monumen itu merupakan lambang yang ingin ditegakkan Soekarno untuk menandai tonggak sejarah tertentu dalam perkembangan kemerdekaan. Monumen itu melambangkan jiwa bangsa Indonesia, yang emosinya ditunjukkan Edhi dalam bentuk guratan otot tebal dan kasar serta raut wajah yang ekspresif. Patung figuratif Edhi memang banyak yang menonjolkan otot dan postur tubuh yang besar. ”Itu di sengaja untuk mengejar dinamika, jadi dilebih-lebihkan,” katanya.

Soalnya kini, tiga monumen Edhi yang termasyhur itu terisap perkembangan Jakarta, yang abai terhadap rancangan kotanya. Monumen Selamat Datang dulunya dirancang sebagai gerbang masuk ke pusat kota dan menyapa para pendatang dari arah utara, yakni Bandar Udara Kemayoran dan Pela buhan Tanjung Priok. Tapi kini bandar udara sipil sudah pindah ke Cengkareng dan konsep itu tak lagi relevan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dulu patung itu meraja ditempatnya karena paling menonjol di area yang terbuka lebar dan bahkan sebagian kosong, tapi kini ia tenggelam di tengah kepungan bangunan pencakar langit  yang mengelilinginya. Jim menyarankan agar pedestal patung itu diturunkan, sehingga dia punya ruang lebih sempit, tapi berkuasa penuh di lingkaran kecilnya.

Menurut Edhi, dengan mempertimbangkan perkembangan kota, pedestalnya bisa saja diturunkan jadi 8 meter atau separuh dari tingginya sekarang yang 20 meter. ”Tapi, kalau diturun kan, apakah nanti tetap akan kelihatan dari Air Mancur di dekat Monas? Menurut rancangan Bung Karno, kan harus kelihatan dari Air Mancur,” katanya.

Monumen Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng, yang dulu berada di kawasan lapang dan bisa terlihat dari jauh, kini seakan terabaikan dan kesepian. Tapi Edhi mengkhawa tirkan daya tahan fondasinya. ”Semula Pak Sutami yang merancang fondasinya. Tapi sewaktu pemasangan diambil alih insinyur-insinyur muda dengan konstruksi besi semua. Kalau saya kan langsung dicor,” katanya.

KURNIAWAN, SUNUDYANTORO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

17 hari lalu

Sejumlah anggota Pramuka melakukan atraksi tongkat pada upacara pembukaaan Jambore Nasional Gerakan Pramuka di Buperta Cibubur, Jakarta, Minggu, 14 Agustus 2022. Jambore Nasional Gerakan Pramuka yang berlangsung pada 14 hingga 21 Agustus 2022 ini digelar dengan tema Ceria, Berdedikasi dan Berprestasi bertujuan membentuk sikap, perilaku, keterampilan, dan pengalaman kode kehormatan Pramuka Satya dan Darma Pramuka. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

Ekskul Pramuka di sekolah bakal bersifat sukarela seiring dengan Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024. Berikut sejarah panjang Pramuka di Indonesia.


Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

23 hari lalu

Letjen Soeharto (kiri), Soekarno, Sultang Hamengku Buwono IX, dan Adam Malik pada rapat Kabinet Ampera1, 25 Juli 1966. Dok. Rusdi Husein
Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

Naiknya Soeharto sebagai presiden menggantikan Sukarno berawal dari kemelut politik yang rumit pasca peristiwa G30S


Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

7 Februari 2024

Mohammad Natsir. Dok.TEMPO/Ali Said
Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

Mohammad Natsir merupakan pemikir, politikus, sekaligus pendakwah.


Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

31 Januari 2024

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) meninjau lahan yang akan dijadikan
Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

Prabowo Subianto heran mengapa banyak tokoh nasional yang mempertanyakan urgensi food estate.


Suhu Politik Sebelum Peristiwa G30S 1965: Fakta-fakta Angkatan Kelima yang Diusulkan PKI

28 September 2023

Jenderal Ahmad Yani. Wikipedia
Suhu Politik Sebelum Peristiwa G30S 1965: Fakta-fakta Angkatan Kelima yang Diusulkan PKI

Pada 1965 PKI mengusulkan Angkatan Kelima, sebuah matra militer beranggotakan buruh dan tani yang dipersenjatai. Letjen Ahmad Yani menolak ide itu.


Siapa Pencetus Nama Pramuka?

14 Agustus 2023

Ilustrasi Pramuka. Getty Images
Siapa Pencetus Nama Pramuka?

Nama Pramuka diusulkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang mendapat inspirasi dari kata Poromuko, yang berarti pasukan terdepan dalam perang.


Begini Sejarah Awal Mula Masuknya Gerakan Pramuka di Indonesia

14 Agustus 2023

Suasana upacara api unggun dalam acara Persami (Perkemahan Sabtu-Minggu) untuk memperingati Hari Pramuka ke-61, di lapangan SD Negeri Anyelir 1, Depok, Sabtu, 13 Agustus 2022. TEMPO/ Gunawan Wicaksono
Begini Sejarah Awal Mula Masuknya Gerakan Pramuka di Indonesia

Awal terbentuknya Pramuka di Indonesia ditandai dengan munculnya cabang milik Belanda dengan nama Nederlandesche Padvinders Organisatie pada 1912.


Siti Nurbaya Bebaskan Hutan Kawasan Sukapura, Bermula dari Program Transmigrasi Presiden Sukarno

13 Agustus 2023

Ilustrasi sengketa tanah. Pixabay/Brenkee
Siti Nurbaya Bebaskan Hutan Kawasan Sukapura, Bermula dari Program Transmigrasi Presiden Sukarno

Masyarakat di Pekon (Desa) Sukapura, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat menerima SK pembebasan hutan kawasan dari Menteri Siti Nurbaya.


LRT Jabodebek Akan Diresmikan: Ini Jejak Trem di Jakarta, Pernah Jadi Denyut Nadi Batavia

8 Juli 2023

Pekerja membongkar aspal yang menutup jalur trem masa kolonial Belanda  di kawasan Gajah Mada, Jakarta, Rabu, 9 November 2022. Nantinya jalur trem peninggalan Belanda tersebut akan dipindahkan dan disimpan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
LRT Jabodebek Akan Diresmikan: Ini Jejak Trem di Jakarta, Pernah Jadi Denyut Nadi Batavia

Sebelum LRT Jabodebek yang bakal diresmikan bulan depan, Jakarta yang dahulu Batavia hingga pasca Kemerdekaan pernah memiliki moda Trem.


Kilas Balik Peristiwa Percobaan Pembunuhan Presiden Sukarno Oleh Pemberontak DI/TII 62 Tahun Lalu

15 Mei 2023

Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tujuh Kali Soekarno luput, Lolos, Dan terhindar dari kematian akibat ancaman fisik secara langsung, hal yang paling menggemparkan adalah ketika Soekarno melakukan sholat Idhul Adha bersama, tiba tiba seseorang mengeluarkan pistol untuk menembaknya dari jarak dekat, beruntung hal ini gagal. (Getty Images/Jack Garofalo)
Kilas Balik Peristiwa Percobaan Pembunuhan Presiden Sukarno Oleh Pemberontak DI/TII 62 Tahun Lalu

Terjadi pada 1962 begini kilas balik penembakan Presiden Sukarno oleh anggota DI/TII.