TEMPO.CO, Madiun - Para penjual bensin jenis Premium eceran menyerbu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di jalur Madiun-Surabaya di Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa, 5 Januari 2016. Mereka rela antre demi mendapatkan bahan bakar minyak yang mengalami penurunan harga mulai hari ini.
Berdasarkan pantauan Tempo, para penjual bensin eceran itu membawa jeriken berkapasitas 20-30 liter untuk bensin yang hendak dijual kembali. "Saya menunggu perubahan harga untuk pembelian sekarang ini," kata Isno, 63 tahun, penjual bensin Premium eceran, saat antre di SPBU setempat.
Ia mengaku menunda membeli Premium dalam tiga hari terakhir. Jika ia memaksakan diri membeli BBM sebelum harganya turun, Isno melanjutkan, penjualannya akan mengalami kerugian. Sebab, selisih per liter bensin eceran akan terpaut jauh dari harga baru yang diberlakukan pemerintah. "Mulai nanti saya menjual Rp 7.500 per liter dari kulakan Rp 7.050 per liter,’’ ujar warga Desa Garon, Kecamatan Balerejo, ini.
Kadar, 48 tahun, penjual Premium eceran yang lain, mengungkapkan hal senada. Menurut dia, turunnya harga BBM dapat mengurangi biaya yang dikeluarkannya. Sebelumnya, ia harus mengeluarkan uang Rp 440 ribu, tapi sekarang turun menjadi Rp 423 ribu atau berselisih Rp 21 ribu untuk pembelian 60 liter Premium. "Saya senang karena ada penurunan harga," ucapnya.
Meski demikian, Kadar mengaku harus menanggung kerugian lantaran pasokan Premium yang dibeli sebelum perubahan harga masih tersisa. Jumlahnya sekitar 20 liter.
Harga BBM jenis Premium yang diberlakukan pemerintah untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali turun Rp 350 per liter. Sebelumnya, harga Premium Rp 7.400, tapi kini menjadi Rp 7.050. Terjadinya selisih harga inilah yang melatarbelakangi penjual eceran di Madiun rela antre untuk kulakan BBM.
NOFIKA DIAN NUGROHO