TEMPO.CO, Karubaga- Pemilik rumah di Karubaga, ibu kota Kabupaten Tolikara, mulai menyalakan lampu untuk menerangi rumah mereka pada Jumat malam, 11 Desember 2015. Toko-toko penjual pakaian, sepatu, sembako, dan warung makan juga mulai menyalakan lampu. Malam itu, Tolikara yang diguyur hujan ringan tampak terang karena listrik tidak byarpet.
Tempo teringat saat meliput konflik kekerasan pada 17 Juli 2015, listrik berjam-jam padam. Tolikara gelap tanpa penerangan. Kantor pemerintahan daerah Tolikara menggunakan genset setiap kali listrik padam.
(Baca juga: Jangan Kaget, di Papua Harga Sepiring Nasi Pecel Rp 70 Ribu)
Mendadak Kepala Humas Pemerintah Daerah Kabupaten Tolikara Derwes Djigwa menepikan sepeda motornya di depan satu toko yang berseberangan dengan Rumah Sakit Umum Daerah Karubaga. Seorang wanita yang berada dalam toko mendekati pintu. Ia tersenyum menyapa. “Minta senter kecil, satu saja,” kata Derwes, yang menemani Tempo berkeliling Karubaga.
Lampu senter itu kemudian diberikan kepada Tempo. “Jaga-jaga kalau listrik mati nanti di penginapan,” ujarnya. Jam sudah menunjukkan pukul 20.00 waktu Karubaga. Hujan belum reda.
Benar saja, saat Tempo dalam perjalanan menuju penginapan di Vila Melanesia, beberapa rumah warga di perbukitan gelap. Setiba di penginapan yang seluruh bangunannya terbuat dari kayu, lampu-lampu masih menyala terang.
Liputan Khusus: Menyusuri Papua
Sekitar satu jam kemudian, listrik pun padam di penginapan. Lampu senter sungguh berguna menerangi kamar. Sekitar pukul 07.00 pagi keesokan harinya, listrik baru mengalir. Menurut Waroy, pengelola penginapan Vila Melanesia, listrik setiap hari padam bergiliran. “Setiap hari listrik padam,” ujarnya.
Pemadaman listrik di Tolikara biasanya terjadi 6-12 jam hampir setiap hari. Derwes pun tak tahu pasti alasan pemadaman listrik yang terjadi sudah berbulan-bulan. “Mungkin tidak cukup arus listriknya,” katanya.
Warga Tolikara sepertinya pasrah menghadapi listrik yang padam setiap hari. Mereka pun sudah tahu jadwal listrik padam bergiliran, sehingga mereka sudah mempersiapkan diri beberapa jam sebelumnya. Misalnya, menyediakan lampu cadangan seperti lampu senter dan lilin.
( Lihat Video Lake Sentani Festival )
Tak hanya di Tolikara listrik padam. Saat Tempo menginap di hotel Rannu Jaya II di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, listrik juga padam di malam hari. Menurut Bude, sapaan untuk staf hotel, listrik padam sudah sering terjadi di Wamena. Dan, warga pasrah saja.
(Baca juga: Mengapa Harga Bahan Kebutuhan Pokok di Papua Amat Mahal?)
MARIA RITA