TEMPO.CO, Tasikmalaya - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, memasang kamera pengintai (CCTV) di daerah rawan bencana banjir di wilayah Tasikmalaya. Dua CCTV dipasang di Kampung Bojongsoban, Kecamatan Sukaresik.
Kampung Bojongsoban sudah dua kali tergenang banjir besar pada 2013 dan 2014. Ratusan rumah di satu desa terendam banjir. "Kami sudah pasang CCTV pada akhir tahun, Desember 2015," kata Kepala BPBD Kabupaten Tasikmalaya Kundang Sodikin, saat ditemui di kantornya, Senin, 4 Januari 2016.
Kundang menjelaskan daerah rawan banjir di Kabupaten Tasikmalaya hanya di Kecamatan Sukaresik. Pada bencana banjir sebelumnya, di daerah ini air masuk permukiman karena jebolnya tanggul Sungai Cikidang.
"Kalau banjir disebabkan tanggul jebol. Sekarang tanggul sudah diperbaiki. Kalau menurut logika, tanggul cukup kuat," ujar Kundang.
Kundang menjelaskan, pemasangan CCTV di Sukaresik untuk memudahkan pemantauan jika sewaktu-waktu tanggul jebol lalu air merendam rumah warga. Selain kamera, pihaknya memasang sirene di kampung tersebut.
"Di Sukaresik ada sirene. Jika air naik, sirene bunyi untuk peringatan dini ke masyarakat," ujar Kundang.
Menurut Kundang, pemerintah kabupaten sudah memberi surat edaran kepada camat untuk mengantisipasi hujan lebat pada awal tahun ini. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi puncak musim hujan akan terjadi pada Januari-Februari. "Kami imbau agar waspada bila hujan terus-menerus," katanya.
Selain di Kampung Bojongsoban, BPBD memasang dua kamera lainnya di Kawah dan parkiran Kawah Gunung Galunggung.
Kundang menjelaskan, selama 2015 terjadi 265 bencana alam di Kabupaten Tasikmalaya. Total kerugian sekitar Rp 14 miliar. Sedangkan pada 2014, ada 403 bencana alam dengan kerugian sekitar Rp 29 miliar. "Ada penurunan sekitar 50 persen," katanya.
Menurut Kundang, mayoritas bencana alam di Kabupaten Tasikmalaya didominasi tanah longsor. "Tanah longsor mencapai 30 persen," jelasnya.
CANDRA NUGRAHA