TEMPO.CO, Lumajang - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menutup jalur pendakian Gunung Semeru mulai Senin, 4 Januari 2015. Penutupan jalur pendakian ini dilakukan dengan alasan untuk memulihkan ekosistem yang rusak akibat kebakaran serta karena rawan terjadi badai.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Ayu Dewi Utari melalui pesan singkat mengatakan penutupan jalur pendakian itu dilakukan sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan.
Sebab selama musim penghujan, kata dia, di Gunung Semeru rawan pohon tumbang akibat terjangan badai. "Musim badai biasanya Januari, makanya jalur pendakian kami tutup," katanya.
Adapun yang berkaitan dengan pemulihan ekosistem, kata dia, karena saat musim kemarau lalu ratusan hektare kawasan Semeru dilanda kebakaran. Setelah musim penghujan tiba, giliran tanah longsor dan pohon tumbang yang mengancam.
Selama 2015 pendakian ke Semeru mengalami beberapa kali buka-tutup. Pendakian sempat dibuka pada 1 Desember 2015, dan ditutup lagi sebulan berselang. Namun pendakian Semeru lebih sering ditutup karena kebakaran hutan. Data Taman Nasional menyebutkan total luas kebakaran sepanjang 2015 sekitar 550 hektare.
Kebakaran terjadi di beberapa titik. Yang terbesar terjadi di Pos 1 Waturejeng dengan luasan lebih dari 300 hektare. Kebakaran hutan di kawasan Semeru itu mengancam kelangsungan vegetasi, terutama tanaman anggrek hijau (Adenalia variensis) yang hanya tumbuh di Gunung Semeru.
DAVID PRIYASIDHARTA