TEMPO.CO, Madiun - Jenazah Muhammad Rheza Suprayogi, 29 tahun, korban tenggelam di Pantai Dangkal, Desa Wora-Wari, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, ditemukan Senin sore, 4 Januari 2016. Kondisi tubuhnya bengkak dan mengalami lecet-lecet lantaran terombang-ambing dalam pusaran air laut selama empat hari.
"Korban sudah ditemukan sekitar pukul 16.00 tadi," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pacitan Pujono saat dihubungi Tempo, Senin malam.
Menurut dia, tubuh korban pertama kali diketahui mengapung oleh nelayan yang mencari lobster alias rendet. Saat itu beberapa nelayan lokal sedang menjalankan aktivitasnya di dinding tebing yang berjarak 2 kilometer di sebelah timur Pantai Dangkal. "Dari ketinggian, nelayan melihat ada sesuatu yang mengapung seperti tubuh orang," ucap Pujono.
Sejumlah nelayan turun dari tebing dan menghampiri untuk memastikan itu tubuh manusia. Setelah mematikan, mereka menghubungi petugas gabungan dari BPBD, kepolisian, TNI Angkatan Darat, dan Badan SAR Pos Trenggalek yang masih bersiaga di bibir Pantai Dangkal.
Jenazah korban akhirnya dievakuasi menggunakan perahu nelayan lokal kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Pacitan untuk divisum luar. "Jenazah akan langsung dikirim ke rumah duka di Wonogiri. Jenazah juga langsung dimandikan dan dikafani di rumah sakit," ujar Pujono.
Muhammad Reza, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Solo, merupakan wisatawan yang berkunjung ke Pantai Dangkal pada Jumat, 1 Januari 2016, atau hari libur Tahun Baru. Ibrahim, 21 tahun, seorang saksi, menjelaskan, sebelum hanyut, korban sempat berenang di pantai bersama empat temannya.
"Awalnya, airnya surut. Tahu-tahu ombaknya membesar," tutur Ibrahim, yang juga anggota rombongan Reza. Reza berangkat ke Pacitan bersama 14 temannya dengan menumpang dua mobil pribadi.
NOFIKA DIAN NUGROHO