TEMPO.CO, Probolinggo - Gempa vulkanis terus terdeteksi di Gunung Bromo dalam 12 jam terakhir sejak Senin dinihari, 4 Januari 2016. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bromo menyatakan, sejak pukul 06.00 hingga 12.00, tremor masih terjadi terus-menerus dengan amplitudo maksimum 3-19 milimeter dominan 5 milimeter. Terdeteksi tiga kali gempa vulkanis dalam S-P: 1.69-2.6s dan lama gempa 11.14-16s dengan amplitudo maksimum 25-35 milimeter.
Senin dinihari hingga pukul 06.00, tremor masih terjadi terus-menerus dengan amplitudo maksimum 3-22 milimeter dominan 5 milimeter. Gempa vulkanis juga terdeteksi, yakni gempa vulkanis dalam dan gempa vulkanis dangkal. Gempa vulkanis dalam terdeteksi dua kali terjadi S-P: 2-2.76s dengan lama gempa 11.47-13.74s dan amplitudo maksimum 37milimeter. Sedangkan gempa vulkanis dangkal terdeteksi tiga kali terjadi dengan amplitudo 28-34 milimeter dengan lama gempa 5.18-8.05s. Meski demikian, status aktivitas vulkanis Gunung Bromo masih tetap di level III atau siaga.
Sesekali juga teramati sinar samar-samar dari kawah Bromo. Sedangkan secara visual, cuaca di sekitar Bromo cerah-mendung, angin tenang, suhu udara 12-14 derajat Celcius. Gunung Bromo tampak jelas, mengeluarkan asap kelabu sedang-tebal, tekanan sedang-kuat. Ketinggian asap berkisar 1.500 meter dari puncak atau 3.829 meter di atas permukaan laut mengarah ke utara dan barat laut.
Sejauh ini, belum ada keterangan resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) soal kemunculan gempa vulkanis ini. Namun, dalam wawancara dengan Tempo sebelumnya, Kepala Pos PGA Bromo Achmad Subhan mengatakan kemunculan gempa vulkanis ini terjadi pada erupsi 2010. "Gempa vulkanis muncul banyak. Setelah itu, tremor. Tremor naik, kemudian abu yang keluar banyak."
Hingga kemudian keluar letusan strombolian, yakni lava pijar yang tersembur seperti kembang api. Sedangkan erupsi yang terjadi saat ini yang lebih dominan adalah tremor terus-menerus. "Gempa vulkanis tidak terlalu signifikan," ucapnya. Hal ini, ujar Subhan, berpengaruh pada magma yang keluar.
"Pada erupsi sekarang, gempa vulkanis kemungkinan besar tertutupi gempa tremor yang membesar. "Dibandingkan dengan erupsi 2010, tremornya kali kecil, tapi gempa vulkanisnya yang banyak.
DAVID PRIYASIDHARTA