TEMPO.CO, Semarang - Sejumlah wilayah di Kota Semarang mulai digenangi banjir akibat hujan deras yang mengguyur sejak Ahad malam kemarin. Genangan air yang meredam sejumlah permukiman itu terjadi hingga Senin ini, 4 Januari 2016, dengan ketinggian 20 sentimeter.
“Banjir mulai terjadi pukul 2 dinihari tadi. Hanya surut sedikit saat pukul 10 siang,” kata Jumiyati, warga Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Senin, 4 Januari 2016.
Pantauan Tempo, banjir tak hanya menggenangi permukiman penduduk, tapi juga jalan raya di sekitar Pengapon, tak jauh dari permukiman warga. Kondisi itu menyebabkan sejumlah pengendara kerepotan karena sepeda motornya mogok setelah menerobos genangan air.
Menurut Jumiyati, banjir setinggi 20 sentimeter belum seberapa, karena kampungnya sering tertimpa luapan air hingga 50 sentimeter. Banjir di kampung Tawangsari itu akibat kondisi wilayah dataran rendah, sehingga mudah tergenang oleh luapan kali Semarang.
Jumiyati dan warga kampungnya berharap pemerintah bisa segera merelokasi agar bisa beraktivitas dengan tenang. “Kami mau pindah rumah enggak punya uang,” ucapnya. Selain membanjiri Tawangsari, air bah merendam sejumlah rumah warga di Kaligawe, tepatnya sekitar Universitas Sultan Agung.
Pejabat Bagian Hubungan Masyarakat Basarnas Kantor SAR Semarang, Maulana Affandi, menyatakan lembaganya mengirimkan personel untuk bersiaga mengantisipasi kemungkinan terburuk dampak banjir di Kaligawe. “Tapi, sejauh ini, belum ada instruksi untuk mengevakuasi para korban banjir,” tutur Maulana.
Menurut Maulana, personel SAR dikerahkan berpatroli ke lokasi banjir untuk menanggulangi banjir yang menggenangi rumah-rumah warga. Banjir diketahui juga menggenangi permukiman padat penduduk di kawasan Citarum yang berada dekat dengan bibir Kali Banjir Kanal Timur dan kawasan Kelurahan Tlogosari, Kecamatan Pedurungan.
EDI FAISOL