TEMPO.CO, Jakarta - Pasar Pramuka sudah lama terkenal sebagai pasar burung yang menjual berbagai jenis burung langka. Lembaga pemantau perdagangan hewan, Traffic, pernah merillis hasil penelitian yang menyebutkan bahwa Pasar Pramuka, bersama Pasar Jatinegara dan Pasar Barito, adalah pasar yang menjual burung secara ilegal. Lembaga itu menemukan lebih dari 19 ribu ekor burung yang dijual, sekitar 98 persen adalah burung khas Indonesia, diduga ditangkap langsung dari alam.
Hal senada juga diungkapkan Koordinator Profauna Representatif Jawa Barat Plus Rinda Aunillah Sirait yang menyatakan banyak satwa liar dilindungi yang dijual di Pasar Pramuka. Karena itu, Rinda memprotes Presiden Joko Widodo yang membeli burung dari Pasar Pramuka. Pada Sabtu, 2 Januari 2016, Presiden Jokowi memborong 190 burung di Pasar Pramuka untuk kemudian dia lepaskan di Kebun Raya Bogor pada esok harinya.
Pasar Pramuka memiliki 87 kios serta memperdagangkan sekitar 16 ribu burung dari 186 spesies. Beberapa di antaranya termasuk jenis burung langka. Saat ini Pasar Pramuka adalah pasar burung terbesar di Jakarta, menyusul Pasar Jatinegara yang memiliki 29 kios kemudian Pasar Barito dengan 23 kios. Berikut ini sejumlah burung paling dicari di pasar Jakarta.
- Burung Kacamat Biasa (Zosterops palpebrosus)
- Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)
- Perkutut Jawa (Geopelia striata)
- Cica daun besar atau burung daun (Chloropsis sonnerati)
- Burung Trucukan (Pycnonotus goiavier analis)
- Burung Branjangan (Mirafra javanica)
- Jalak Suren Kalimantan (Gracupica contra floweri)
- Pipit peking (Lonchura punctulata)
- Kacer (Copsychus saularis muticus)
- Kutilang (Pycnonotus aurigaster)
ERWAN HERNAWAN | TRAFFIC.ORG