TEMPO.CO, Karubaga - Sulitnya transportasi membuat harga-harga bahan makanan di pedalaman Papua amat mahal. Hampir semua bahan makanan harus diangkut dengan pesawat udara yang kapasitasnya terbatas. Jika diangkut melalui jalur darat, harga bensin yang selangit (bisa sampai Rp 40 ribu per liter) membuat harga makanan tak bisa murah.
Pertengahan Desember 2015, di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, Tempo sempat melihat sendiri bagaimana harga makanan yang mahal membuat warga lokal ragu untuk makan di warung atau restoran. Di sebuah warung yang berada di pojok Simpang Gilingan Batu, Karubaga, beberapa remaja harus mencocokkan jumlah uang di dompet mereka dengan menu dan daftar harga di sana sebelum memesan makanan.
Mereka berunding di luar warung sebelum mengutus seseorang untuk masuk menemui pelayan. Ia menanyakan harga bakso semangkuk. Setelah membaca harga yang tertera di dinding warung, barulah dia memanggil temannya. Mereka kemudian berbisik sambil menghitung uang, baru memesan semangkuk bakso dan sepiring nasi ayam.
“Biasanya, anak-anak ini dari gunung turun ke Karubaga untuk bermain pada akhir pekan. Mereka hemat uang karena harga makanan memang mahal di pegunungan,” kata Deres Jigwa, Kepala Humas Pemerintah Kabupaten Tolikara, yang menemani Tempo di warung itu, Jumat, 11 Desember 2015.
SIMAK:
Nilai Uang di Papua, Seribu di Jakarta Setara Sepuluh Ribu
Jangan Kaget, di Papua Harga Sepiring Nasi Pecel Rp 70 Ribu
Harga makanan di Tolikara memang bisa bikin ciut dompet yang sudah tipis. Semangkuk bakso biasa yang terdiri atas dua atau tiga butir bakso ukuran sedang dicampur sayur dan kuah dibanderol Rp 30 ribu. Bakso urat lebih mahal, semangkuk bisa Rp 35 ribu.
Mau sepiring nasi, sayur, dan ayam? Harganya mencapai Rp 25 ribu. Bahkan ada yang mematok Rp 35 ribu per porsi. Di warung makan seberang Rumah Sakit Umum Daerah Tolikara, seporsi nasi dengan lauk ikan dijual seharga Rp 60 ribu. Makan nasi dengan rendang harganya, ya ampun, Rp 70 ribu per porsi.
Di Wamena, harga makanan tak beda jauh dengan Tolikara. Di sana, Tempo membayar Rp 45 ribu untuk seporsi nasi, lalapan, dan sepotong paha ayam bakar. Di sebuah warung Padang di Wamena, untuk seporsi nasi, lalapan, dan ikan mujair, harganya bisa sampai Rp 70 ribu! Padahal, di Jakarta, makanan serupa harganya tak lebih dari Rp 15 ribu per porsi.
Di Jayapura sama saja. Meski di ibu kota provinsi, harga makanan tak jauh berbeda dengan di pedalaman wilayah pegunungan tengah Papua. Misalnya, nasi dengan lalapan plus seekor ikan mujair ukuran sedang berharga Rp 75 ribu.
Harga air minum kemasan juga mencengangkan. Sebotol air kemasan ukuran 1 liter harus dibayar Rp 12-15 ribu di Jayapura. Di wilayah Pegunungan Tengah, sebotol air kemasan ukuran 1 liter harus ditebus dengan uang Rp 25 ribu per botol.
MARIA RITA
Di Wamena Harga BBM Bisa Tembus Rp 100 Ribu... oleh tempovideochannel