TEMPO.CO, Bandung - Alih fungsi lahan di Jawa Barat selama 2015 makin meluas. Catatan akhir tahun Wahana Lingkungan Hidup Jawa Barat (Walhi Jabar) menyebutkan, luasan lahan non hutan yang beralih fungsi di 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat mencapai 29.940 hektare.
Dari fakta lapangan, lahan-lahan hijau, resapan dan sawah produktif berubah menjadi lahan untuk pertambangan, pemukiman, pembangunan sarana properti komersil, industri, infrastruktur bendungan dan jalan tol, pelabuhan.
Direktur Walhi Jabar Dadan Ramdan mengatakan, alih fungsi kawasan hutan tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang didominasi oleh pertambangan, pembangunan infrastruktur waduk, jalan tol, dan jalan. "Luasan kawasan hutan yang beralihfungsi hingga tahun 2015 mencapai 28.900 hektare," ujarnya lewat siaran pers.
Sedangkan pertambangan kawasan non hutan mencapai 340.000 ha. Kawasan hutan yang rusak akibat kebakaran hutan tahun 2015 mencapai 1.240 ha.
Alih fungsi lahan, dari catatan Walhi Jabar, juga terjadi pada lahan pertanian. Lahan pertanian sawah di Jawa Barat terus menurun. ada 2015 luasan lahan sawah sekitar 23,49 persen, menurun dari 26 persen pada 2010 dari total luasan Jawa Barat.
Pada 2010, dari olahan data berbagai sumber, lahan sawah masih 961.833,48 hekktare. Pada 2015 menjadi 868 ribu hektare lebih. Penurunan luas lahan sawah itu seiring dengan berkurangnya produksi padi.
Pakar Hidrologi dari Universitas Padjadjaran Chay Asdak sebelumnya mengatakan, Jawa Barat harus siap tidak menjadi lumbung pangan. Mayoritas infrastruktur irigasi kini sudah beralih fungsi. "Di pantura yang dialiri Sungai Cimanuk, dari lahan irigasi ke perumahan dan industri," ujarnya. Tol baru Cikopo-Palimanan (Cipali) juga dikhawatirkan akan menyuburkan industri yang menggusur pertanian.
ANWAR SISWADI