TEMPO.CO, Kediri – Sementara aparat kepolisian di berbagai daerah sibuk mengumpulkan trompet bersampul Al-Quran, tidak demikian dengan aparat Kepolisian Resor Kediri. Mereka justru melengkapi diri dengan trompet saat menjalankan tugas mengatur pengamanan pergantian tahun.
Secara serempak, seluruh jajaran Polres Kota Kediri, sejak siang tadi, menyimpan peluit putih untuk mengatur lalu lintas di dalam saku. Sebagai gantinya, mereka dibekali satu buah trompet kertas lengkap dengan hiasan kertas warna oleh komandan masing-masing.
Kepala Polresta Kediri Ajun Komisaris Besar Bambang Widjanarko Baiin mengatakan penggantian peluit dengan trompet ini merupakan instruksinya sebagai bentuk partisipasi menyambut malam tahun baru. “Polisi dan masyarakat biar sama-sama merayakan malam tahun baru dengan semarak,” katanya saat membagikan trompet kepada personel Satuan Lalu Lintas di Bundaran Sekartaji, Kamis, 31 Desember 2015.
Untuk memenuhi kebutuhan seluruh personel, Bambang mengaku memesan 1.000 trompet dari perajin untuk dibagikan kepada seluruh jajarannya. Tentu saja trompet ini dipastikan bebas dari limbah sampul Al-Quran yang tengah menjadi sorotan. Mereka diminta meniup trompet itu setiap 30 menit sekali mulai pukul 19.00 hingga pergantian tahun malam nanti.
Bambang mengatakan peniupan trompet oleh aparat kepolisian ini baru pertama kali dilakukan di jajaran kepolisian. Dia berharap masyarakat merasa lebih nyaman dengan keberadaan polisi dalam perayaan tahun baru yang memegang trompet. “Kami akan mengedepankan persuasi dalam pengamanan malam nanti,” katanya.
Walhasil, penggunaan trompet oleh petugas di pinggir jalan itu menarik perhatian masyarakat. Hampir seluruh pengguna jalan melirik dan menoleh mereka saat membunyikan trompet untuk meminta kendaraan berjalan atau berhenti. “Aneh saja, biasanya kan menggunakan peluit,” tutur Faizal, pengguna sepeda motor di Jalan Brawijaya Kediri.
Pemerintah Kota Kediri telah mempersiapkan acara pergantian tahun di kawasan Jalan Doho hingga alun-alun. Dinas perhubungan setempat akan menutup sedikitnya tujuh jalur utama dari semua jenis kendaraan. Di antaranya Jalan Doho, Basuki Rahmat, PB Sudirman, Urip Sumoharjo, Bandar Ngalim, dan Jalan Sultan Agung, yang ditutup pada pukul 18.00-01.00.
“Puncak acara di alun-alun berupa salawatan dan pesta kembang api di bantaran Sungai Brantas,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Kediri Fery Djatmiko.
HARI TRI WASONO