TEMPO.CO, Depok - Perhimpunan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Cabang Kota Depok membentuk laskar pengawas minum obat (PMO) tuberkulosis di Depok. Dari hasil pendataan PPTI tahun 2015, ada sebanyak 1438 warga Depok, yang suspek terkena penyakit tersebut.
Ketua PPTI Cabang Depok dr Anna Rozaliani memperkirakan penderita TBC di Depok, jauh lebih tinggi dibandingkan hasil pendataan. Soalnya, pendataan tersebut hasil dari PPTI saja, belum dari instansi atau lembaga swadaya masyarakat yang peduli terhadap TBC.
"Diperkirakan di Depok lebih dari 2000 penderita TB," kata Anna pada pertemuan jejaring TB lintas sektoral se-Depok di gedung Baleka, Rabu 30 Desember 2015.
Anna menjelaskan, pembentukan laskar PMO, bertujuan untuk membantu warga yang terduga TB meminum obat. Sebab, setiap penderita TB harus meminum obat salama enam bulan.
Jadi, selama masa itu laskar PMO, terus memonitor penderita TB, agar selalu minum obat. Soalnya, kendala penderita TB, adalah tidak mau rutin dan bosan meminum obat. Total di setiap kecamatan akan ada 20 laskar PMO. "Ada sudah terlihat baik dalam sebulan, lalu tidak mau minum lagi. Padahal harus dituntaskan selama enam bulan, dr Anna berujar.
Selain itu, upaya memerangi TB terus dilakukan dengan penyluhan, yang dilakukan oleh laskar TB, yang anggotanya adalah para remaja sebanyak 200 orang. Program tahun ini dilakukan pemetaan dengan mendatangi 300 kepala keluarga, di setiap kecamatan.
Dia menjelaskan, bila ada satu orang yang terkena TB, maka berpotensi menularkan 10-15 orang yang berada di sekitarnya. Untuk itu, penyakit ini harus ditekan perkembangannya. "TB ini penyakit yang berbahaya, karena berpengaruh terhadap penyakit lain seperti terjadinya gizi buruk," ucap dr Anna.
Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan penderita TB sulit terdeteksi. Soalnya banyak warga yang sudah tergerogoti TB, tapi belum menyadarinya. "Mereka baru sadar terkena TB kalau sudah bengek dan baru mau berobat," ujarnya.
Menurut Nur Mahmudi, banyak pihak yang mau melakukan penyisiran terhadap warga yang suspek TB. Dengan pemetaan warga yang suspek TB, diharapkan kedepan Depok bisa zero TB. "Kami yakin bisa zero TB di Depok bila semua pihak mau dan peduli," ucapnya.
Tahun ini, Dinas Kesehatan telah mengobatai 700 lebih penderita TB. Bahkan, pemerintah menggratiskan pasien TB untuk berobat.
IMAM HAMDI