TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengadakan pertemuan dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) di Gedebage, Bandung, Selasa, 29 Desember 2015. Pertemuan itu untuk membahas pembangunan titik akhir kereta cepat Jakarta-Bandung. "Itu rapat membahas rute dan persetujuan trase. Presiden Joko Widodo berharap akhir Januari 2016 ada ground breaking," ucap Ridwan saat dihubungi melalui ponselnya, Rabu, 30 Desember 2015.
Dalam rapat tersebut, Ridwan meminta proyek kereta cepat bisa disinergikan dengan proyek light railway transit (LRT) alias monorel di Kota Bandung. "Jangan sampai kereta cepat jadi tapi monorel Bandung belum ada," ujarnya.
Untuk itu, Ridwan meminta PT KCIC sekalian membangun infrastruktur LRT/monorel Kota Bandung koridor 2 rute Gedebage-Cimindi. "Hitungannya (proyek LRT) bukan proyek terpisah. Tapi ini tetap harus persetujuan Presiden," tuturnya.
Menurut Ridwan, untuk membangun LRT, Pemerintah Kota Bandung terkendala biaya. Setelah dihitung, biaya infrastruktur per kilometer dibutuhkan sekitar Rp 500 miliar. LRT/monorel Kota Bandung koridor 2 panjangnya mencapai 15 kilometer. "Sehingga membutuhkan biaya sekitar Rp 7,5 triliun," katanya.
PUTRA PRIMA PERDANA