TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S. Pane mencatat, sepanjang 2015, ada 49 kejahatan geng motor yang dilakukan remaja. Tindakan tersebut menewaskan 19 orang dan melukai 31 lain. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 38 peristiwa dengan total korban 52 orang yang 28 di antaranya tewas.
Korban geng motor tersebut tidak hanya warga sipil, tapi juga polisi dan TNI. Menurut data IPW, seorang polisi dan seorang TNI tewas di tangan anggota geng motor.
“Dalam melancarkan aksinya, para remaja tersebut tak segan menyerang rumah sakit, kantor, mobil, dan warnet; merampok SPBU dan minimarket; serta mengambil sepeda motor, HP, tas, uang, dan laptop,” kata Neta dalam keterangan persnya, Rabu, 30 Desember 2015.
Simak: Kaleidoskop 2015
IPW mencatat, 19 aksi kejahatan menggunakan parang, sebelas dengan panah, serta sisanya menggunakan senjata tajam lain, termasuk bom molotov dan senjata api.
Baca Juga:
Sulawesi Selatan menempati peringkat pertama sebagai wilayah rawan geng motor pada 2015 dengan 30 peristiwa. Disusul Jawa Barat dengan 13 peristiwa, Jawa Timur (2), DKI Jakarta (2), dan Riau (2).
Di Makassar selama 2015, ada 29 peristiwa serangan geng motor. Sedangkan di Bandung dan Cirebon ada tiga peristiwa. “Patroli kepolisian di titik rawan geng motor perlu dimaksimalkan, agar geng motor bisa diberantas habis,” tuturnya.
Menurut Neta, kontrol orang tua juga perlu ditingkatkan. IPW menyarankan para orang tua mencegah anak mereka keluyuran di tengah malam. “Anak-anak remaja yang gentayangan tengah malam memberi kontribusi yang besar bagi kehadiran geng motor,” kata Neta
AHMAD FAIZ