TEMPO.CO, Makassar - Setiawan Sandono, 15 tahun, siswa SMA Negeri 11 Makassar, tewas tenggelam di Kolam Renang Stadion Andi Mattalatta, Jalan Cendrawasih, Makassar, Selasa, 29 Desember 2015, sekitar pukul 16.50 Wita. Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Labuang Baji. Namun akhirnya meregang nyawa meski sempat mendapat perawatan intensif sekitar 30 menit.
Juru bicara Kepolisian Resor Kota Besar Makassar, Komisaris Andi Husnaeni, mengatakan Setiawan ditemukan tenggelam di dasar kolam oleh guru renangnya, Rahimi, 43 tahun. Korban sempat mendapatkan pertolongan pertama, tapi kondisinya memburuk sehingga dilarikan ke rumah sakit. "Siswa SMA itu sempat mendapatkan perawatan, tapi akhirnya meninggal," ucapnya, Selasa, 29 Desember.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, Husnaeni menerangkan, Setiawan diduga tenggelam karena kesalahannya sendiri. Korban mengotot melepaskan pelampung pinggang kendati sudah diperingatkan gurunya.
Rahimi meminta Setiawan memakai pelampung pinggang karena korban belum mahir berenang, seperti rekan-rekannya yang lain. Peringatan itu ternyata diabaikan korban.
Rahimi mengaku tidak melihat langsung saat Setiawan tenggelam. Ia baru menyadari hal itu ketika muridnya yang lain menanyakan keberadaan korban. Spontan, Rahimi melompat dan mendapati korban berada di dasar kolam renang.
Ia berupaya mengangkat muridnya itu, tapi tidak berdaya. Rahimi lalu meminta bantuan kepada enam pelatih renang dan akhirnya berhasil mengevakuasi korban.
Setelah diangkat ke pinggir kolam, Setiawan langsung diberikan napas buatan. Ia sempat bernapas meski tersengal-sengal. Bersamaan dengan itu, mendadak keluar darah dari mulut dan telinga korban. Rahimi lantas meminta rekannya memanggil ambulans.
Di rumah sakit, Setiawan dibantu pernapasan pakai tabung oksigen. "Korban sempat buka mata, tapi langsung kejang-kejang. Lalu dipakaikan alat kejut jantung, tapi sudah tak tertolong."
TRI YARI KURNIAWAN