TEMPO.CO, Makassar - umaedi alias Juma, 38 tahun, ditemukan tewas di tengah sawah milik rekannya, Rahman (45), di Dusun Manjalling, Desa Bonto Bunga, Kecamatan Moncong Loe, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Selasa, 29 Desember, sekitar pukul 15.00 Wita. Petani itu meregang nyawa diduga lantaran penyakit epilepsinya kumat saat menanam padi.
Juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Frans Barung Mangera, mengatakan jenazah Jumaedi sudah dibawa ke rumah duka di Dusun Leko, Desa Bonto Marannu, Kecamatan Moncong Loe, untuk disemayamkan sebelum dikebumikan. "Petani itu meninggal di tengah sawah diakibatkan penyakitnya mendadak kumat," kata Barung, Selasa, 29 Desember.
Berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi dari pihak keluarga dan pemerintah setempat, Jumaedi disinyalir meninggal karena saat epilepsinya kumat, korban jatuh dalam posisi tertelungkup ke sawah berair. Tidak ada orang yang melihatnya dan membantunya saat korban kejang-kejang. "Kemungkinan mulutnya tersedak air sawah sehingga korban kesulitan bernafas sehingga akhirnya meninggal," ucapnya.
Barung mengatakan berdasarkan pemeriksaan medis berupa visum, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh Jumaedi. Pihak keluarga pun menolak dilakukannya otopsi sehingga kepolisian tidak mungkin melakukan penyelidikan ataupun proses hukum. Toh, semua keterangan memang menguatkan penyakit yang dideritanya yang membuat korban meninggal.
Barung menyampaikan pihaknya juga sudah mengambil keterangan istri Jumaedi, Hasnah (37), terkait riwayat penyakit korban. Hasnah mengakui sang suami menderita epilepsi. Korban pamit kepada sang istri sekitar pukul 14.45 Wita untuk menanam padi di sawah milik Rahman. Tak berselang lama, ibu rumah tangga itu memperoleh kabar duka suaminya meregang nyawa di tengah sawah.
TRI YARI KURNIAWAN