TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Sosial kesulitan memetakan penyandang disabilitas mental dan gangguan psikotik. "Masih banyak anggota keluarga yang menyembunyikan keadaan tersebut," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di gedung Aneka Bhakti, Jakarta Pusat, Senin, 28 Desember 2015.
Menurut dia, banyak keluarga malu dengan gangguan psikotik atau disabilitas mental yang dialami salah satu anggota keluarganya tersebut. Keluarga, kata dia, seharusnya lebih terbuka bila salah satu anggota keluarganya menyandang disabilitas mental atau gangguan psikotik tersebut sehingga pemerintah bisa memberikan bantuan.
Tahun depan, Kementerian Sosial akan meluncurkan tim reaksi cepat untuk memetakan jumlah penyandang disabilitas mental dan gangguan psikotik di Indonesia. Tugas mereka adalah memetakan penyandang disabilitas mental dan gangguan psikotik untuk menentukan kebutuhan suplai obat.
“Agar kebutuhan obat terpenuhi dan mereka dapat menjalani pengobatan hingga sembuh.” Bantuan pengawasan, kata Khofifah, akan digalakkan dari kader-kader puskesmas. “Saya berharap tidak ada lagi penyandang disabilitas mental yang dipasung,” katanya.
VINDRY FLORENTIN