TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Police Watch (IPW) mencatat jumlah polisi yang bunuh diri karena berbagai sebab meningkat dari tahun ke tahun. Direktur IPW Neta S Pane menjelaskan sepanjang 2015 terdapat tujuh orang polisi yang bunuh diri. Sedangkan pada 2014 tiga orang polisi. "Meningkat jumlahnya," katanya, Senin, 28 Desember 2015.
Data IPW pada 2013 juga terdapat tujuh orang polisi yang bunuh diri. Pada 2012 hanya dua orang polisi dan pada 2011 satu orang polisi. Neta menjelaskan, ada kasus bunuh diri yang dilakukan di rumah kekasihnya. "Tepatnya setelah bertengkar dengan pacarnya," ujar Neta.
Salah satu kasus bunuh diri dilakukan Kepala Unit Lalu Lintas Kepolisian Sektor Cipondoh Inspektur Satu Budi Riyono pada Sabtu, 31 Oktober 2015 lalu.
Saat itu Budi menembak kepalanya di rumah wanita idaman lainnya, Herlin Herlina, di Perumahan Griya Kenangan, Cipondoh, Tangerang. Penyebabnya, Herlin menolak diajak menikah oleh Budi karena Budi masih beristri.
Menurut Neta, kasus bunuh diri di kalangan anggota kepolisian menunjukkan masih ada sebagian polisi yang bermental labil. "Berarti persoalan psikologi mereka tidak selesai, tapi kenapa mereka tetap lulus tes menjadi polisi," ucapnya.
Berdasarkan fakta tersebut, Neta mempertanyakan proses psikotes yang dilaksanakan dalam perekrutan anggota kepolisian. Dengan adanya kasus bunuh diri oleh anggota kepolisian yang jumlahnya cenderung meningkat, kata dia, menunjukkan betapa buruknya psikotes dalam perekrutan calon anggota kepolisian.
NINIS CHAIRUNNISA