TEMPO.CO, Atambua - Presiden Joko Widodo meletakkan batu pertama proyek pembangunan Bendungan Rotikolot di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Pembangunan bendungan ini untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah perbatasan Indonesia-Timor Leste.
"Diharapkan bendungan ini dapat memenuhi kebutuhan air bersih warga di daerah ini," kata Jokowi di sela acara, Senin, 28 Desember 2015.
Jokowi didampingi Gubernur NTT Frans Lebu Raya berangkat dari Bandara El Tari Kupang menggunakan helikopter ke daerah perbatasan. Jokowi disambut ribuan warga Belu yang telah menunggu sejak pagi.
Dengan peletakan batu pertama ini, terdapat dua dari tujuh bendungan yang akan dibangun di NTT. Sebelumnya, satu Bendungan Raknamo telah dibangun pada awal 2015 lalu. Sedangkan empat lainnya adalah Bendungan Kolhua di Kota Kupang, Temef di Timor Tengah Selatan, Napunggete di Sikka, Lambo di Nagekeo, dan Manikin di Kabupaten Kupang.
Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pembangunan bendungan Rotiklot akan dilakukan konsorsium PT Nindya Karya-PT Universal Suryaprima dengan nilai kontrak Rp 470,53 miliar.
Sementara itu, konsultan supervisi adalah KSO PT Indra Karya Cabang I Malang, PT Patria Jasa Nusaprakarsa, dan PT Arga Pasca Rencana dengan nilai kontrak Rp 21,95 miliar. Proses pengerjaan proyek ditargetkan selesai selama 37 bulan.
Bendungan Rotiklot akan memiliki volume tampungan 2,9 juta meter kubik yang berfungsi menyuplai kebutuhan air irigasi seluas 500 hektare dan penyediaan air baku 50 liter per detik untuk pelayanan kebutuhan masyarakat serta pelabuhan dan sekitarnya.
YOHANES SEO