TEMPO.CO, Probolinggo - Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Probolinggo Dwijoko mengatakan persebaran abu vulkanis Gunung Bromo cukup merata di Kabupaten Probolingggo dan Kota Probolinggo. Hal ini dikarenakan arah angin sejak Sabtu malam, 26 Desember 2015, hingga Minggu sore, 27 Desember 2015, mengarah ke utara dan timur laut.
"Sekitar 50 ribu masker sudah kami sebarkan di sejumlah kecamatan yang terdampak hujan abu Bromo," kata Dwijoko saat dihubungi, Minggu sore, 27 Desember 2015. Menurut Dwijoko, masker-masker itu telah dibagikan kepada warga Kecamatan Sukapura, Sumber, dan Lumbang. "Kami juga akan bagikan ke Kecamatan Bantaran, Wonokerto, dan Dringu."
Untuk mengantisipasi hujan abu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah memasang papan pemberitahuan mengenai bahaya abu vulkanis Gunung Bromo. Dua poin penting pemberitahuan tersebut ialah warga diimbau mengenakan masker setiap keluar rumah.
Selain itu, abu vulkanis yang menumpuk di atap rumah harus segera dibersihkan. "Jangan sampai membuat atap rumah roboh karena tidak kuat menahan beban penumpukan abu," katanya.
Menurut dia, status aktivitas Gunung Bromo masih tetap di level siaga sehingga belum dirasa perlu untuk mengungsikan penduduk. Kendati demikian Pemerintah Kabupaten Probolinggo telah menyiapkan segala sesuatunya, termasuk ketika harus mengevakuasi warga bila kondisi makin berbahaya. Semua prosedur tetap sudah dilakukan, seperti pemasangan rambu jalur evakuasi, titik kumpul, hingga shelter pengungsian.
Informasi terakhir yang diperoleh Tempo, pengamatan secara seismik yang dilakukan Pos Pengamatan Gunung Api Bromo, tremor amplitudo maksimum 4-37 milimeter dominan 10 milimeter. Masih terus terdengar suara gemuruh dari kawah Bromo.
Sedangkan secara visual Bromo tampak jelas dan mengeluarkan asap kelabu tebal, tekanan sedang-kuat, dengan ketinggian asap berkisar 1.200 meter dari puncak atau 3.529 meter di atas permukaan laut mengarah ke utara dan timur laut.
DAVID PRIYASIDHARTA