TEMPO.CO, Jombang – Makam Presiden Republik Indonesia (RI) keempat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di pondok pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur untuk sementara ditutup untuk umum. Penutupan dilakukan selama peringatan enam tahun atau haul ke-6 wafatnya Gus Dur. “Mulai pagi sampai acara haul nanti malam, makam Gus Dur tertutup bagi peziarah karena kami mempersiapkan tenda, kursi, dan panggung untuk acara nanti malam,” kata pengurus pondok pesantren Tebuireng Lukman Hakim, Sabtu, 26 Desember 2015.
Tenda dan kursi untuk tamu dan undangan dari berbagai kalangan telah dipasang di halaman sekitar kompleks pemakaman pesantren setempat. Aparat TNI dan Pasukan Pengamanan Wakil Presiden juga telah melakukan sterilisasi kawasan makam.
Haul Gus Dur tahun ini akan dihadiri Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) dan sejumlah menteri. Sebelum ke Jombang, JK melakukan kunjungan ke Tuban dan Bojonegoro. Sabtu sore JK dijadwalkan tiba di Jombang dengan menggunakan helikopter dari Bojonegoro.
Kepolisian Resor Jombang mengerahkan 750 personil dalam pengamanan haul Gus Dur kali ini. “Selain melakukan rekayasa lalu lintas, kami juga tempatkan personil di kantong-kantong parkir peziarah,” kata Kepala Kepolisian Resor Jombang Ajun Komisaris Besar Sudjarwoko.
Selain melibatkan Polri dan TNI, Barisan Serbaguna (Banser) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nahdlatul Ulama (NU) juga membantu pengamanan. “Yang terlibat resmi sekitar 200 Banser, tapi Banser dari sejumlah kota dan kabupaten di Jawa Timur juga membantu yang jumlahnya mencapai 1.000 orang,” ujar Ketua GP Ansor Cabang Jombang Zulfikar Damam Ikhwanto.
Selain tahlil dan pengajian umum, haul juga diisi dengan khataman Al Qur’an sejak Sabtu pagi sampai sore. Penceramah haul antara lain kiai sepuh NU asal Rembang, Jawa Tengah, KH Maimun Zubair, dan kiai kawan mondok Gus Dur, KH Jamaluddin Ahmad, asal Tambakberas, Jombang.
ISHOMUDDIN