TEMPO.CO, Makassar - Tim Disaster Victim Identification Polri baru mengidentifikasi enam jenazah korban Kapal Motor Marina 2B yang tenggelam di Teluk Bone. Rinciannya, tiga jenazah dikenali tim DVI Polda Sulawesi Tenggara dan tiga jenazah diidentifikasi tim DVI Polda Sulawesi Tenggara.
Hingga Kamis, 24 Desember, pukul 19.00 Wita, tim DVI terus berusaha mencocokkan data ante-mortem dan data post-mortem sejumlah jenazah yang sudah ditemukan. "Tiga jenazah yang diidentifikasi tim DVI Polda Sulawesi Tenggara adalah korban yang paling awal ditemukan. Adapun, tiga jenazah yang berhasil kami identifikasi baru ditemukan (Selasa lalu)," kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Raden Harjuno.
Berdasarkan data yang dihimpun Tempo, tiga jenazah yang teridentifikasi di Sulawesi Tenggara adalah Muhammad Firdaus (9 tahun), Mutmainnah Zakira (9 bulan) dan Sitti Badriah (perempuan dewasa). Adapun, tiga jenazah yang teridentifikasi di Sulawesi Selatan adalah Syahrir Arief (58 tahun), Lutfiana Elsa (3 tahun) dan Pangeran (3 tahun). Kebanyakan korban tewas adalah warga Sulawesi Tenggara.
Harjuno mengatakan hingga Kamis magrib, terdapat 17 jenazah di Rumah Sakit Siwa, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Dari empat jenazah yang dikerjakan, diakuinya ada satu jenazah yang belum bisa dikenali lantaran data ante-mortemnya minim. Selebihnya, 13 jenazah sedang dikerjakan dan diupayakannya segera dirilis hasilnya. "Kami usahakan malam ini juga. Doakan saja," tutur dia.
Juru bicara Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Frans Barung Mangera, mengatakan berdasarkan data di posko Basarnas dan data kepolisian, korban KM Marina yang berhasil dievakuasi mencapai 103 orang dari 118 penumpang dan awak kapal. Toh, Basarnas telah merilis 60 korban KM Marina dengan rincian 40 selamat dan 20 tewas. Itu belum termasuk temuan 40 mayat di perairan Tobaku, Kolaka Utara dan tiga mayat yang berada di RS I Lagaligo, Luwu Timur.
Kapal Marina Baru 2B karam setelah dihantam ombak tinggi saat bertolak dari Pelabuhan Tobaku menuju Pelabuhan Siwa pada Sabtu, 19 Desember 2015, pukul 11.00 Wita. Nakhoda KM Marina sempat mengabarkan cuaca buruk ke pihak syahbandar sebelum dinyatakan hilang kontak. Operasi SAR KM Marina mulai dilakukan pada hari tenggelamnya kapal nahas itu. Operasi SAR itu melibatkan seluruh komponen, mulai Basarnas, TNI-Polri, pemerintah setempat dan para nelayan.
TRI YARI KURNIAWAN