TEMPO.CO, Sidoarjo - Upaya tim dokter untuk menyelamatkan bayi kembar siam Natalie Ivone Victoria dan Natasya Ivana Victoria tidak berhasil. Dua jam setelah Ivone dimakamkan, nyawa Ivana tak bisa ditolong.
"Siang sekitar pukul 12.00 saya dikabari kalau Ivana tidak ada," kata Yohanes Dwi Putra, 37 tahun, ayah dari Ivana-Ivone saat ditemui Tempo di kediamannya di Jalan Sunandar Priyosudarmo, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Kamis, 24 Desember 2015.
Kematian Ivana membuat keluarga besar Yohanes berduka. Mereka baru saja pulang setelah memakamkan Ivone sekarang harus bersiap mengantar Ivana. "Kami dapat kabar belum sampai di rumah," kata Daniel Eka Putra, 38 tahun, kakak Yohanes.
Yohanes maupu Daniel mengaku belum mengatahui pasti penyebab kematin Ivana. Tim dokter RSUD Soetomo Surabaya belum memberikan penjelasan. "Penyebab detailnya kita ndak tahu," kata Yohanes.
Sebelumnya Yohanes mengakui kondisi Ivana masih dalam keadaan kritis. Yohanes juga sempat berharap adanya mukjizat untuk Ivana. "Ini perlu mukjizat. Kalau mukjizat itu ada dan diberikan kepada kami, pasti Ivana akan baik-baik saja," katanya usai pemakaman.
Jenazah Ivana tiba di rumah duka sekitar pukul 15.00. Rencananya pemakaman akan dilakukan besok pagi di pemakaman yang sama seperti Ivone dimakamkan yakni TPU Delta Praloyo, Sidoarjo.
Natasya Ivana Victoria dan Natalie Ivone Victoria lahir secara caesar pada 17 Desember 2015, di RSUD Sidoarjo, dengan kondisi kembar siam dempet perut. Keduanya lahir prematur dengan berat badan masing-masing 1,6 kilogram dan 1,8 kilogram.
Sebelumnya tim dokter berencana melakukan pemisahan di RSUD Sidoarjo. Namun karena kondisi kesehatan Ivone memburuk, tim dokter memutuskan merujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya, 21 Desember 2015.
Sehari setelah dirujuk dan dilakukan operasi pemisahan oleh tim dokter RSUD dr Soetomo, nyawa Ivone tidak terselamatkan. Ivone dinyatakan meninggal dua jam setelah operasi pemisahan karena memiliki kelainan usus.
NUR HADI