TEMPO.CO, Bekasi - Terduga teroris yang ditangkap di Bekasi dikenal tertutup. Seorang terduga teroris, Abu Muzab, bahkan tak pernah bersosialisasi dengan warga. "Tinggal di sini baru sebulan," kata warga setempat, Supriyadi, Rabu malam, 23 Desember 2015.
Menurut dia, sejak tinggal di rumah kontrakan milik Solihin, pria berperawakan kurus, tinggi, itu sesekali membeli telur ayam negeri ke warungnya. Meski begitu, Abu Muzhab tak banyak bicara dan langsung kembali masuk ke rumah setelah keperluannya selesai.
Supriyadi mengatakan Abu memang sesekali terlihat keluar rumah pada malam hari dan pulang tengah malam. "Kata temannya yang pernah beli kopi di sini, dia pengusaha susu," kata Supriyadi. "Tapi enggak tahu juga, soalnya orangnya plinplan."
Warga lain, Fitri, 35 tahun, mengaku sering melihat Abu keluar berolahraga selepas subuh hingga pukul 05.30 WIB. Setelah itu, kata dia, Abu kembali lagi ke rumah kontrakannya. "Waktu beli nasi uduk di tempat saya tak banyak omong," kata Fitri.
Fitri mengaku tak mengetahui identitas tetangganya itu. Lagi pula, kata dia, pria yang diciduk Densus tersebut juga tak pernah bersosialisasi dengan warga. "Setiap hari di dalam rumah terus," katanya. "Enggak tahu ngapain di dalam."
Abu Muzab diciduk aparat Densus 88 Antiteror Mabes Polri di rumah kontrakannya, Kampung Duku Jaya, RT 5 RW 9, Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, sekitar pukul 16.30 WIB. Abu lalu digelandang petugas dengan mata tertutup dan tangan terborgol.
Selain dia, Densus juga menangkap seorang terduga teroris lain, yakni Arif Hidayatulloh. Dia ditangkap di sekitar kompleks Taman Harapan Baru, Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, atau tak jauh dari rumahnya di Blok U 18 RT 3 RW 25, sekitar pukul 16.00 WIB.
ADI WARSONO