TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin merasa khawatir jika kasus prostitusi artis yang mencuat beberapa waktu lalu, hanyalah bagian dari gunung es kebobrokan moral masyarakat. "Harus jadi keprihatinan bersama," kata Din di kantor Majelis Ulama Indonesia, Rabu, 22 Desember 2015.
Baginya, masalah ini muncul karena banyak hal. Satu di antaranya kebebasan yang kebablasan dari masyarakat. Penyebab lain adalah faktor pendidikan, penegakkan hukum, dan penghayatan keagamaan yang kurang.
Din menganggap hal itu sebagai kesalahan masyarakat Indonesia. Karena itu penanggulangannya juga harus dengan berbagai pendekatan, agar bisa menjawab berbagai penyebab masalah yang kompleks.
Ia menuturkan, kini dunia berkembang begitu rupa. Teknologi informasi berkembang begitu cepat. Terlebih budaya hedonis dan permisif telah melanda bangsa ini. "Harus ditanggulangi bersama-sama."
Ia menganjurkan bangsa Indonesia introspeksi diri secara bersama-sama, karena menurutnya, hal-hal seperti prostitusi ini tak hanya terjadi di kalangan profesi tertentu. Artis Nikita Mirzani dan Puty Revita ditangkap oleh tim Badan Reserse dan Kriminal Polri pada 10 Desember lalu. Ia ditangkap di sebuah kamar hotel bintang lima di kawasan Jakarta Pusat atas dugaan mereka berdua terlibat jaringan prostitusi di kalangan artis.
DIKO OKTARA