TEMPO.CO, Probolinggo - Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Hendra Gunawan, mengatakan kawah Gunung Bromo mulai melontarkan lava pijar, Rabu, 23 November 2015. "Betul, ada visual sinar kemerahan di dalam kawah sekitar tiga harilalu," kata Hendra melalui pesan singkat.
Menurut dia, fenomena serupa juga pernah terjadi pada erupsi 2004 dan 2010. Sinar api diduga disebabkan oleh lontaran pijar yang hanya di sekitar lubang kawah. "Kemungkinan lontaran material pijar di sekitaran lubang kawah, belum keluar dari bibir kawah," katanya.
Saat sinar api tersebut teramati, kata dia, amplitudo dominan tremor lebih kurang 7 milimeter. Kendati demikian, status aktivitas Gunung Bromo masih tetap di level III. "Karena ancaman bahaya letusan masih di dalam radius 2,5 kilometer, maka tingkat aktivitas masih tetap level III atau level Siaga," kata Hendra.
Sementara itu, berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan Gunung Api Bromo, secara visual cuaca terlihat cerah dengan sesekali mendung. Angin berembus tenang dan suhu tercatat 17-24 derajat Celcius.
Gunung Bromo tampak jelas dan kadang juga berkabut. Asap kelabu dan kecoklatan sedang hingga tebal dengan tekanan sedang hingga kuat.
Ketinggian asap berkisar 1500 meter dari puncak atau 3.529 meter di atas permukaan laut dan mengarah ke timur. Sedangkan secara kegempaan, tremor amplitudo maksimum 3-28 milimeter dominan 8 milimeter.
Suara gemuruh lemah terdengar dari dalam kawah. Asap juga tampak kemerahan. Ihwal penampakan sinar api ini juga dikatakan Digdoyo Djamaluddin, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia Kabupaten Probolinggo. "Di atas kawah tampak sinar kemerahan, tapi belum keluar dari kawah," katanya.
DAVID PRIYASIDHARTA