TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Muda F.H.B. Soelistio mengatakan tenggelamnya kapal motor Marina Baru 2B di Teluk Bone murni disebabkan oleh alam.
"Cuaca buruk dari hari H sampai hari ketiga penyelamatan," katanya di kantor Basarnas Jakarta, Rabu, 23 Desember 2015.
Seharusnya, menurut Soelistio, sebelum kapal berangkat, dilakukan pengecekan kondisi cuaca dan keadaan mesin. "Ini untuk pencegahan," ujarnya.
Soelistio mencontohkan penerbangan pesawat. Ketika cuaca tidak mendukung, jadwal penerbangan pesawat akan ditunda sampai cuaca memungkinkan. Hal ini seharusnya juga dilakukan pada jadwal pemberangkatan kapal motor.
Menurut Soelistio, operator dan regulator berwenang mengatur dan mengetatkan jadwal pemberangkatan kapal. "Seharusnya mereka berwenang melakukan delay," ucapnya.
Soelistio mengklaim peristiwa ini sebagai bencana pelayaran terbesar kedua tahun ini setelah tenggelamnya KM Wihan Sejahtera di Teluk Lamong, Jawa Timur, pada 17 November lalu. "Di Surabaya, kami berhasil menyelamatkan 171 penumpang," katanya.
Saat ini, korban yang berhasil ditemukan sebanyak 47 orang dengan 40 orang selamat dan 7 orang meninggal. Basarnas memperkirakan jumlah penumpang yang belum ditemukan mencapai 69 orang.
MAYA AYU PUSPITASARI