TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Muda FHB Soelistio mengatakan tenggelamnya kapal motor Marina Baru di Teluk Bone adalah kecelakaan pelayaran terbesar kedua selama 2015.
"Sebelumnya, di Surabaya, kami berhasil menyelamatkan 171 penumpang," katanya di kantor Basarnas Jakarta, Rabu, 23 Desember 2015.
Soelistio mengatakan kecelakaan Marina Baru murni karena faktor alam. Ia bercerita, kapal Marina tenggelam pada Sabtu siang, 19 Desember 2015. Namun Basarnas baru menerima laporan pada pukul 15.50.
Pada pukul 17.30, Basarnas berangkat untuk menyelamatkan korban. Namun saat itu gelombang laut datang sangat tinggi sehingga banyak kapal penyelamat yang kembali. "Ada yang mengatakan tinggi air melebihi tinggi kapal," ujarnya.
Akhirnya, Basarnas kembali terjun ke lapangan pada Minggu pagi. Ada tujuh kapal dan dua rig dari Basarnas, satu helikopter, dan dibantu 15 kapal nelayan. Selain itu, ada tambahan dari kapal Marina Express sebanyak tiga kapal dan dibantu pesawat.
Soelistio menjelaskan, operasi dilakukan menggunakan perhitungan SAR mapping. "Kami buat kotak area seluas 128 kilometer persegi dan mendirikan dua pos," katanya.
Saat ini, korban yang berhasil ditemukan adalah sebanyak 47 orang dengan 40 orang selamat dan tujuh orang meninggal. Basarnas memprediksi jumlah penumpang yang belum ditemukan ada 69 orang.
MAYA AYU PUSPITASARI