TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mengaku ingin lebih dulu mengenal seluk-beluk komisi antirasuah. Agus menyatakan pendekatan lebih dalam kepada KPK harus dilakukan sebelum menangani kasus korupsi.
“Kan, harus tahu dulu di KPK sedang menangani apa, kasusnya ada berapa, yang sudah matang ada berapa, yang belum berapa. Kami ingin tahu dulu soal itu,” ucap Agus ketika ditemui di gedung KPK pada Selasa, 22 Desember 2015.
Karena itu, ujar Agus, dia ingin menemui unit-unit yang menangani setiap kasus. “Makanya saya mau ke atas untuk mengetahui soal ini,” tutur mantan Ketua Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tersebut.
Agus menjelaskan, sampai Senin mendatang, masing-masing unit akan memberikan laporan kepadanya. Laporan tersebut berisi tugas masing-masing unit, apa yang sedang dan ingin dikerjakan, serta rencana ke depan.
Agus juga pernah mengatakan membutuhkan waktu sekitar sepekan untuk melakukan konsolidasi dengan internal KPK. Setelah resmi memimpin, Agus berkomitmen memperbaiki sinergi dengan lembaga penegak hukum lain. "Sinergi akan diperbaiki dan ditingkatkan," ujarnya, Senin kemarin.
Adapun kasus besar yang masih menggantung di KPK antara lain kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Kasus tersebut sudah masuk penyelidikan di KPK, tapi pengusutannya hingga kini tersendat.
Agus dan empat pemimpin KPK lain telah mengucapkan sumpah jabatan di depan Presiden Joko Widodo pada Senin kemarin. Pengangkatan pimpinan KPK didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 133/P/2015 tentang Pengangkatan Pimpinan KPK Masa Bakti 2015-2019.
Pimpinan KPK mengucap janji pada pukul 13.50 dengan disaksikan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Sekretaris Kabinet Pramono Anung menuturkan Presiden berharap pimpinan KPK yang baru mampu menjawab tantangan publik. "Pemerintah mendukung sepenuhnya dan berharap pimpinan baru bisa menjawab tantangan publik," ucap Pramono.
BAGUS PRASETIYO