TEMPO.CO, Jakarta - Sejarawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Baskara T. Wardaya, mengingat kedekatannya dengan Ben Anderson. Baskara terkesan ketika berkunjung ke rumah Ben. Rumah Ben cukup sederhana untuk ukuran orang yang tinggal di Amerika.
Tidak ada barang-barang mewah di dalamnya. Rumah itu terletak di kota kecil Freeville. Kota ini berada di negara bagian New York. Penduduknya hanya beberapa ratus orang. Freeville tak jauh dari Kota Ithaca, tempat kampus Universitas Cornell berdiri.
Ben Anderson adalah profesor dari Universitas Cornell, Amerika Serikat, yang ikut mewarnai pemikiran dunia tentang Indonesia. Ben Anderson wafat di Batu, Jawa Timur, Minggu dinihari, 13 Desember 2015. Ben dikenal karena kritik-kritiknya terhadap Orde Baru.
Ia pernah dilarang masuk ke Indonesia oleh Soeharto dan baru datang lagi ke sini setelah rezim Soeharto jatuh. Ben, 79 tahun, datang ke Indonesia untuk mengisi kuliah umum bertema anarkisme dan nasionalisme di kampus Universitas Indonesia, Depok, Kamis, 10 Desember 2015.
Baskara datang bersama sejumlah mahasiswa asal Indonesia yang belajar di AS dan Kanada pada 1994. Di sela menghadiri seminar tentang Indonesia di Universitas Cornell, Baskara dan sejumlah mahasiswa asal Indonesia berkunjung ke rumah Ben. Suasananya meriah. “Pak Ben menyambut para tamu dengan ramah dan penuh tawa,” kata Baskara di Yogyakarta, Selasa, 15 Desember 2015.
Tahun itu adalah tahun pertama Baskara bertemu Ben di Ithaca, New York, Amerika Serikat. Baskara berada di sana untuk mengikuti rangkaian seminar, yang digagas mahasiswa asal Indonesia yang belajar di AS dan Kanada. Baskara dan Ben bertemu dalam suasana libur Natal. Mereka banyak bicara tentang situasi Indonesia saat itu.
Setidaknya ada 30 mahasiwa yang terlibat dalam acara itu. Mereka di antaranya Muhammad AS Hikam, Menteri Riset dan Teknologi era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Ada juga Jeffrey A Winters, ilmuwan politik Amerika di Universitas Northwestern. Ben dan para mahasiswa berbincang ihwal Indonesia di bawah Orde Baru, represi, dan usaha mencari terobosan untuk mengakali otoritarianisme Orde Baru.
Majalah Tempo terbitan Senin, 21 Desember 2015 ini mengulas Ben Anderson dan pentingnya bagi Indonesia.
SHINTA MAHARANI