TEMPO.CO, Gowa - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gowa memasang alat pendeteksi longsor di Dusun Patallassang, Desa Pao, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa. Hal ini dilakukan pemerintah sebagai upaya mitigasi bencana longsor menyusul cuaca buruk yang terjadi beberapa hari belakangan ini.
Kepala BPBD Kabupaten Gowa, Abdul Latief HS, mengatakan alat pendeteksi longsor ini dipasang di Tombolopao lantaran wilayah tersebut menjadi salah satu daerah yang paling rawan terjadi musibah tanah longsor.
"Kami juga sudah melakukan simulasi bersama BNPB di sana," kata Latief, Jumat, 18 Desember 2015.
Alat pendeteksi longsor itu nantinya akan berfungsi untuk mengeluarkan peringatan dini kepada warga yang bermukim di area sekitar. Alat itu merupakan bantuan dari BNPB dan telah banyak digunakan di berbagai negara lain.
"Alat ini hanya disebar ke 40 kabupaten se-Indonesia," ujar Latief.
Pemerintah elah menetapkan status siaga bencana di Kabupaten Gowa. Latief mengimbau agar masyarakat mulai waspada terhadap berbagai potensi bencana yang akan datang di saat musim penghujan. Apalagi Kabupaten Gowa merupakan daerah yang rawan akan musibah tanah longsor, banjir, dan juga angin kencang.
Latief mengatakan telah melakukan pemantauan di beberapa kawasan yang mulai tergenang air di wilayah Somba Opu dan Pallangga, seperti di wilayah Jalan Syekh Yusuf, area depan perumahan Citra Garden Jalan Yusuf Bauty, dan di kelurahan Parangma'lengu.
"Kawasan ini memang sudah langganan banjir, termasuk Dusun Sailong, Desa Sunggumanai, Kecamatan Pattallassang," kata Latief.
Berdasarkan pantauan Tempo, hujan deras yang mengguyur selama dua hari belakangan ini membuat sejumlah wilayah mulai tergenang banjir. Sejumlah wilayah pemukiman dan persawahan hingga badan jalan tergenang air dengan ketinggian antara 30 hingga 50 centimeter.
Seperti di Jalan Syekh Yusuf, Kelurahan Paccinongang, Desa Panakukang, Pallangga, poros Borong Sapiria-Bontomanai, Kelurahan Bonromarannu, bahkan hingga Jalan Masjid Raya depan rumah jabatan Bupati Gowa, ikut terendam banjir.
Kondisi ini pun menyulitkan para pengendara yang melewati area yang terendam banjir. Hingga tak jarang, kondisi ini membuat kendaraan warga mogok.
Hendra (34), warga Jalan Syekh Yusuf, mengaku hanya bisa pasrah dengan kondisi yang terjadi setiap tahun ini. Pasalnya, kondisi drainase di sekitar wilayah itu tak lagi berfungsi optimal sebagai saluran air.
"Yang parahnya karena air sekarang sudah masuk menggenangi lantai Masjid Tua Katangka," kata Hendra.
Warga lainnya, Ramli (29), mengatakan kondisi drainase yang buruk itu akibat sampah yang menumpuk di dalam gorong-gorong hingga menyumbat saluran air. "Kami berharap pemerintah bisa memperhatikan kondisi ini," kata Ramli.
AWANG DARMAWAN