TEMPO.CO, Malang - Lima kompi atau sekitar 600 personel dari Komando Distrik Militer 0818 Kabupaten Malang dan Batu, Jawa Timur, disiagakan untuk mengantisipasi bencana letusan Gunung Bromo. Ratusan anggota TNI itu akan ditempatkan di tiga titik di Desa Ngadas dan Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
"Sebagian prajurit sudah kami siagakan di lapangan dan sebagian lagi bersifat on call (siap diberangkatkan) kapan pun dibutuhkan," kata Komandan Kodim 0818 Letnan Infanteri Riksani Gumay, Jumat, 18 Desember 2015.
Ngadas merupakan desa paling ujung di timur Kabupaten Malang yang berbatasan langsung dengan Gunung Bromo. Dua kompi atau sekitar 200 orang prajurit akan disiagakan di sana.
Sedangkan tiga kompi lagi ditempatkan di Desa Wringinanom dan disebar ke desa lain yang berpotensi terdampak erupsi Bromo. Desa Wringinanom sudah disiapkan sebagai lokasi pengungsian warga dan sekaligus difungsikan sebagai pos koordinasi kebencanaan Bromo.
“Sejauh ini sifatnya kami ikut melakukan pemantauan dulu, tapi prajurit kami pun ikut membawa logistik yang diperlukan warga di lokasi tugas,” kata Riksani. Logistik yang dimaksud, antara lain masker, peralatan dapur umum, peralatan kesehatan, dan obat-obatan, serta peralatan untuk penanganan bencana.
Menurut Riksani, tidak ada batasan durasi penempatan anggota TNI di lapangan terkait dengan antisipasi bencana letusan Gunung Bromo. Prajurit baru ditarik, kata dia, bila kondisi Bromo dinyatakan aman oleh instansi berwenang, yakni Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.
Sebelumnya, Kepolisian Daerah Jawa Timur juga menyatakan tiga kepolisian resor di tiga kabupaten, yaitu Malang, Lumajang, dan Probolinggo ikut bersiaga bersamaan dengan penetapan status siaga Gunung Bromo. Sebanyak 300 personel gabungan juga disiapkan untuk membantu evakuasi jika aktivitas Gunung Bromo semakin meningkat.
"Supaya kami siap jadi kami pantau 24 jam kondisi Gunung Bromo," ujar Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Anton Setiadji.
ABDI PURMONO | EDWIN FAJERIAL