TEMPO.CO, Bengkulu - Warga Pulau Enggano, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, dihebohkan dengan penemuan puluhan ton ikan mati mengapung di pesisir pantai pulau itu.
Menurut Yudi, salah seorang warga Desa Meok, penemuan ikan mati membusuk tersebut telah berlangsung dalam beberapa hari ini dan semakin lama semakin banyak.
"Ikan yang mati pun dari berukuran kecil sampai besar, dan hari ini jumlahnya semakin banyak," kata Yudi saat dihubungi, Kamis 17 Desember 2015.
Menurut Yudi, kejadian ini bukan suatu hal yang baru di daerah ini. Hanya saja, jumlahnya tidak sebanyak yang terjadi saat ini.
Perkiraan sementara penyebab kematian ikan adalah perubahan suhu air laut dari hangat ke dingin. Warga telah melaporkan kejadian ini ke aparat setempat untuk mencari tahu kemungkinan penyebab lain.
Menurut Yudi, ikan mati membusuk ditemukan di sepanjang 3,5 kilometer pesisir Barat menuju Timur, Pantai Ahai, Kelapa I, dan Muara Sungai Merahu, tidak jauh dari Desa Banjarsari.
Kejadian ini ternyata mempengaruhi tangkapan nelayan. Biasanya setiap melaut para nelayan Enggano mampu mendapatkan 200 kilogram ikan sekali melaut. Namun kali ini tangkapan mereka menurun hingga 50 persen.
Ikan yang mati tersebut sebagian dikubur oleh warga dan dibiarkan membusuk di tepi pantai. Tak ada tindakan apa pun yang bisa dilakukan oleh para nelayan selain menunggu suhu air laut stabil.
PHESI ESTER JULIKAWATI