TEMPO.CO, Probolinggo - Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) tengah meneliti sampel material erupsi Gunung Bromo. Hal ini dinyatakan pengamat Gunung Api Bromo, Wahyu Andrean Kusuma, saat ditemui Tempo di Pos PGA Gunung Api Bromo, Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Jawa Timur, Kamis, 17 Desember 2015.
Menurut Wahyu pihaknya sudah mengambil sampel berupa abu vulkanis Bromo beberapa waktu lalu. "Sudah dibawa ke Bandung untuk diteliti kandungan material letusannya," katanya.
Wahyu berujar, sampel material letusan itu tidak lebih dari 200 gram beratnya. "Ditampung dengan plastik." Menurut dia, material letusan yang diteliti itu untuk mengetahui apakah merupakan material baru atau material lama.
Menurut Wahyu, belum diketahui hasil laboratorium terkait dengan material letusan itu. "Hasilnya kami belum tahu," ucapnya.
Pengamatan aktivitas vulkanis Gunung Bromo terus dilakukan secara intensif hingga saat ini. Pengamat melaporkan sampai empat kali dalam 24 jam terkait dengan aktivitas vulkanis Gunung Bromo. Dalam pengamatannya, para vulkanolog Gunung Api Bromo ini juga ditunjang sejumlah peralatan.
Peralatan tersebut adalah tiltmeter, seismograf atau seismometer, electronic distance measurement (EDM), serta thermal cam. Keempat alat ini yang setiap hari menunjang pengamatan aktivitas Bromo. Seperti diberitakan, status aktivitas Gunung Bromo saat ini masih tetap di level siaga. Radius aman untuk pengunjung Bromo 2,5 kilometer dari pusat kawah Bromo.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menutup akses ke kaldera Bromo serta kawah Bromo. Sementara itu, informasi pengamatan secara visual, Kamis pagi hingga siang, 17 Desember 2015 menyebutkan cuaca Bromo cerah, angin tenang, dengan suhu 12 derajat Celcius.
Gunung Bromo tampak jelas dan mengeluarkan asap kelabu tebal dengan tekanan kuat setinggi sekitar 1.500 meter di atas puncak atau 3.829 meter di atas permukaan laut dan mengarah ke barat laut dan utara. Sedangkan secara seismik menunjukkan tremor amplitudo maksimum 4-30 milimeter dominan di 10 milimeter. Tercatat pula adanya gempa tektonik lokal.
DAVID PRIYASIDHARTA