TEMPO.CO, Surabaya - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan pemerintah pusat siap mengirimkan bantuan berupa sembako bagi warga Bromo pada saat Gunung Bromo memasuki tanggap darurat bencana.
Menurut Khofifah, menjadi tugas pemerintah pusat menyediakan sembako. "Diambilkan dari cadangan beras merintah," ujarnya kepada Tempo di Surabaya. Kamis, 17 Desember 2015.
Khofifah mengatakan, pemerintah pusat dapat memberikan bantuan setelah pemerintah kabupaten di sekitar Gunung Boromo mengeluarkan surat keputusan kedaruratan. Dengan demikian pemerintah kabupaten berhak mengeluarkan cadangan beras pemerintah hingga 100 ton. "Jika masih kurang, Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bantu hingga 200 ton beras," katanya.
Jika beras 200 ton beras itu masih tetap tidak cukup, dapat mengajukan tambahan kepada pemerintah pusat. Berdasarkan pengajuan permohonan tambahan itu pemerintah pusat dapat mengeluarkan cadangan beras yang dimiliki oleh pemerintah pusat. "Jadi, memang boleh Pemkab atau Pemprov bisa mengeluarkan beras dari gudang Bulog terdekat," ucap Khofifah.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan bahwa kebutuhan untuk antisipasi naiknya status Gunung Bromo dari siaga menjadi awas telah dilakukan. Termasuk penyediaan masker, beras dan kebutuhan sembako lainnya.
"Bahkan kami sudah lakukan semacam gladi, bagaimana proses evakuasi warga," tutur gubernur yang akrab dengan sapaan Pakde Karwo itu.
Pakde Karwo mengimbau warga di sekitar Gunung Bromo tidak mudah panik. Dia juga berharap warga tidak mudah terpancing tentang kabar status Gunung Bromo. "Jangan terlalu dekat Gunung Bromo dan selalu hati-hati," katanya.
Hingga saat ini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih memantau aktivitas vulkanik Gunung Bromo. Gunung yang menjadi salah satu tujuan wisata favorit wisatawan itu sempat memuntahkan abu hingga ketinggian 1.500 meter.
Semburan abu vulkanik Gunung Bromo melumpuhkan aktivitas penerbangan di Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang.
EDWIN FAJERIAL