TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Setya Novanto yang terletak di Jalan Wijaya XIII Nomor 19, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, masih tampak ramai hingga Kamis dinihari. Pada Rabu malam politikus Partai Golkar tersebut mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua DPR setelah terseret kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Berdasarkan pantauan Tempo pada Kamis dinihari, 17 Desember 2015, beberapa mobil mewah terlihat keluar dari basement rumah Setya Novanto. Sekitar pukul 12.15, mobil Range Rover hitam dengan pelat nomor B 710 SD keluar dari pelataran rumah Novanto. Sepuluh menit kemudian, mobil sedan Lexus hitam dengan pelat nomor B 1 LPN juga keluar dari rumahnya.
Tak lama kemudian, mobil sedan Mercedes-Benz S500 hitam berpelat nomor B 12 RHN keluar dari halaman rumah Novanto. Lalu, mobil sedan Toyota Camry hitam dengan pelat nomor B 1972 RFS keluar dari rumah Setya. Mobil yang terakhir, menurut informasi yang beredar, merupakan mobil yang sama dengan yang dikendarai oleh Novanto saat kembali ke rumahnya tadi malam.
Menurut keterangan salah satu petugas keamanan, Setya Novanto memang berada di dalam rumah. Namun dia enggan mengungkapkan siapa saja tamu yang mengunjungi Novanto. Petugas keamanan itu pun mengaku tidak tahu siapa yang berada di dalam mobil-mobil tadi. Saat Tempo mencoba masuk untuk menemui Novanto, sang petugas menolak mengizinkan Tempo. "Maaf, enggak boleh masuk," katanya.
Hingga pukul 01.00WIB, dua petugas keamanan dan empat ajudan Setya masih berjaga-jaga di halaman rumah. Satu orang polisi juga berada di rumah Novanto. Selain itu, ada tiga motor polisi serta sebuah mobil polisi yang terparkir di depan rumah. Ada pula delapan mobil yang diparkir di pinggir jalan.
Rabu malam, Setya Novanto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua DPR. Surat pengunduran dirinya diserahkan kepada pimpinan DPR dan ditembuskan kepada MKD.
Dalam surat pengunduran diri tersebut, Novanto memohon maaf atas kekhilafan yang terjadi. Setya juga mengatakan sikapnya tersebut ia ambil dengan dilandasi rasa hormatnya kepada semua rakyat Indonesia dan mencermati perkembangan sidang etik di MKD.
ANGELINA ANJAR SAWITRI