TEMPO.CO, Semarang - Operasi gabungan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Kesehatan, Kepolisian, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota Semarang menemukan daging busuk dan makanan tak layak jual di sejumlah pasar tradisional dan pasar modern.
“Di Pasar Bulu, kami temukan daging busuk, makanan yang tidak tercantum tanggal kedaluwarsanya, dan izin produksi yang tidak sesuai,” kata Kepala Bidang Perlindungan Konsumen dan Kemetrologian Dinas Perindustrian Kota Semarang Brigida Mukti setelah memantau sejumlah pasar tradisional dan modern, Selasa, 15 Desember 2015.
Selain daging busuk, tim gabungan menemukan produk industri rumahan yang kurang memenuhi standar dan dijual di toko modern. “Produknya banyak diproduksi di Semarang, tapi izin produksinya menggunakan angka dari luar kota,” tuturnya.
Brigida menyebutkan masih ada produk dari satu perusahaan dengan bahan dasar olahan berbeda tapi menggunakan izin produksi yang sama. "Beredarnya produk makanan itu membuktikan adanya pemalsuan kode."
Inspeksi mendadak yang dilakukan ke sejumlah pasar tradisional dan toko modern itu untuk menyambut Natal dan tahun baru serta menjamin konsumen merasa aman dan tidak dirugikan dalam membeli makanan.
Hasil temuan itu akan diinventarisasi sebelum dimusnahkan. “Kami membina para pedagang agar menjual barang yang sesuai dengan standar. Kami akan kontrol terus,” tuturnya.
Sriatun, pedagang yang menyimpan daging tak layak konsumsi, menyatakan pasrah saat barang dagangannya diambil petugas. "Silakan ambil saja, daging busuk karena lama tak laku,” katanya.
Menurut dia, daging yang membusuk itu akibat salah menyimpan karena digabung dengan jeroan.
Sementara itu, perwakilan toko modern Aneka Jaya, Imam Indaru, menyatakan segera meneliti kembali dan menarik barang-barang yang tidak sesuai dengan standar. “Setiap hari kami sudah memeriksa dan menarik barang-barang yang tidak memenuhi standar,” ucapnya.
Ia beralasan, saat inpeksi mendadak, sedang banyak pengiriman barang sehingga tidak terkontrol. “Hari ini terlalu banyak barang, ada kemungkinan petugas kami yang terlewatkan," katanya.
EDI FAISOL