TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional Budi Waseso mengatakan 60 persen kejahatan yang terjadi di Indonesia berasal dari kejahatan narkotik. "Masalah narkoba itu masalah serius, kejahatan di Indonesia saja 60 persennya berasal dari kejahatan narkotik," ujar Budi Waseso, Selasa, 15 November 2015.
Pria yang biasa dipanggil Buwas ini mengatakan jika di setiap lembaga permasyarakatan, lebih dari 62 persen penghuninya ialah pelaku kejahatan narkoba."Masalah narkotik memang masalah yang besar dan harus diberantas bersama," ujarnya.
Budi berharap ada kerja sama yang baik antara BNN, Kepolisian, dan Bea Cukai untuk mencegah kejahatan narkoba. "Semua harus bisa bekerja sama dengan lembaga hukum. Itu
penting agar masalah narkotik bisa ditangani secara serius," ujarnya.
Sebelumnya, Budi Waseso mengusulkan ide lain untuk mengatasi tingginya kejahatan narkoba dengan membuat penjara buaya bagi tersangka kejahatan narkoba. Budi mengaku ide penjara buaya tersebut berawal dari kekhawatirannya melihat semakin banyaknya pengguna narkoba di Indonesia. “Juni lalu, saat Presiden menyatakan Indonesia darurat narkoba, itu masih 4,2 juta orang. Hingga November, sudah bertambah 1 juta lebih,” ujarnya. Selain itu, penjara juga dianggap tidak aman karena para bandar tetap bisa mengendalikan jaringan narkoba.
Tak hanya buaya, Budi juga mengusulkan dibuat lagi sungai buatan yang diisi ikan piranha. Menurut Budi, mendengar usul itu, Presiden Jokowi sempat heran. Menurut dia, ikan piranha sangat cocok karena sangat agresif. “Masuk tangan sedikit sudah dihajar sama mereka. Ring berikutnya bisa dikasih harimau,” kata Budi.
Budi mengaku Presiden Jokowi cukup antusias dengan ide tersebut. Hingga saat ini, dia diminta Jokowi untuk merealisasikan ide penjara buaya. Tim BNN pun bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM untuk mencari pulau-pulau kecil yang cocok untuk dijadikan tempat penjara buaya. “Kalau ketemu, dipotret, lalu kami bahas bersama,” ujarnya.
ARIEF HIDAYAT