TEMPO.CO, Kupang - Garam Nataga yang diproduksi di pabrik milik pemerintah daerah Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, Senin, 14 Desember 2015, mulai diekspor ke luar daerah. Awal ini, pemerintah setempat mengirimkan 2.000 ton garam ke Palembang, Sumatera Selatan.
"Hari ini, kapal dari Palembang sudah ada di pelabuhan Seba untuk angkut garam," kata Bupati Sabu Raijua Marthen Dira Tome kepada Tempo.
Sabu Raijua merupakan salah satu daerah penghasil garam di NTT yang memiliki pabrik garam sendiri. Pemerintah setempat gencar memproduksi garam untuk memenuhi kebutuhan garam nasional.
Menurut dia, pihaknya telah membuat tambak garam di lahan seluas 121 hektare dari rencana 2.000 hektare hingga 2020. Dengan demikian, bisa sedikitnya 20 ribu tenaga kerja bisa diserap. "Kami ciptakan lapangan kerja baru untuk warga," katanya.
Dengan diangkatnya 2.000 ton garam dari Sabu ini, sudah ada jaringan yang dibuka untuk bisa dikirim juga ke daerah lainnya. "Hasil garam banyak, tapi sulit untuk pemasaran," katanya.
Dia mengaku, pihaknya juga telah membangun pabrik garam kemasan (yodium) untuk memenuhi kebutuhan daerah dan dijual juga ke luar daerah, seperti Kupang. "Harga garam Nataga dijual dengan harga Rp 450 per bungkusnya," kata Marten.
Selain pabrik garam, katanya, pemerintah juga telah membangun pabrik air kemasan dan pabrik rumput laut untuk pengolahan hasil bumi masyarakat. "Kami akan bangun lagi pabrik karung dan lainnya," katanya.