TEMPO.CO, Banda Aceh – Hujan deras yang melanda Aceh dalam tiga hari terakhir mengakibatkan hampir separuh wilayah Aceh terendam banjir. Akibatnya sejumlah penduduk mengungsi ke tempat yang aman. “Ada wilayah yang mulai surut, ada juga yang tambah parah,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Said Rasul kepada Tempo, Senin, 14 Desember 2015.
Menurut Said, BPBA masih mengumpulkan data jumlah korban banjir maupun kerugian akibat banjir. "Kami terus melakukan pendataan sembari terus berkoordinasi mengirimkan bantuan," kata Said.
Dari data BPBA, hampir seluruh kecamatan di Aceh Barat terkena banjir. Warga yang mengungsi mencapai 10 ribu lebih. Puluhan rumah terendam dan satu jembatan di Alue Jerneh terputus akibat arus air. Jalan juga terputus di Kecamatan Sungai Mas sepanjang 300 meter tergerus.
Di bagian Aceh Tenggara, banjir juga terjadi di Kecamatan Darul Hasanah. Belum diketahui banyaknya pengungsi. Puluhan rumah terendam di beberapa desa dalam Kecamatan Darul Hasanah.
Sementara di Aceh Barat Daya, dua jembatan dilaporkan rusak. Satu rumah hanyut dan ratusan lainnya terendam. Kecamatan yang parah adalah Kecamatan Alue Sungai Pinang, Kecamatan Setia, Lembah Sabil, Manggeng, Tangantangan, Blangpidie, Susoh, Jeupa, Kuala Batee, dan Babahrot. Belum ada data jumlah pengungsi.
Di Kabupaten Aceh Jaya dilaporkan 603 orang mengungsi dan 1.338 rumah terendam di empat kecamatan dalam wilayah tersebut. Kondisi di Kabupaten Pidie, banjir juga merendah seratusan rumah di sana. Banjir juga merusak areal persawahan. Paling parah terjadi di Kecamatan Tangse.
Di Kabupaten Nagan Raya, sembilan kecamatan terimbas banjir, yang berdampak kepada 28.141 jiwa. Belum dilaporkan jumlah pengungsi, tetapi lokasi pengungsian telah dibangun di sejumlah lokasi seperti di Desa Langkak, Kecamatan Kuala Pesisir; Desa Kulu, Kecamatan Seunagan; dan Desa Suka Makmur, Kecamatan Suka Makmur.
Belum diketahui jumlah pengungsi di Kabupaten Singkil. Salah satu kecamatan yang parah dilanda banjir adalah Kecamatan Singkil. Camat Singkil Ichsan saat dihubungi Tempo mengatakan banjir melanda hampir semua desa di kecamatan tersebut. “Paling parah dalam setahun terakhir,” katanya. Di sana juga ditemukan satu mayat yang belum diketahui identitasnya, hanyut di Sungai Singkil.
ADI WARSIDI